Pemerintah Rusia memberedel outlet media The Moscow Times. Mereka menyebut media independen itu sebagai ‘organisasi yang tak diinginkan’.
Dilansir dari AFP, pada Rabu (10/7/2024), Rusia melarang aktivitas The Moskow Times. Rusia juga menyatakan pihak yang bekerja sama dengan The Moscow akan dituntut pidana.
Moskow telah meningkatkan kampanye melawan media dan pemberitaan independen sejak melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022.
“Keputusan telah diambil untuk menyatakan aktivitas The Moscow Times, sebuah organisasi nonpemerintah asing, tidak diinginkan di wilayah Federasi Rusia,” kata kantor Kejaksaan Agung Rusia dalam sebuah pernyataan.
Rusia menganggap media tersebut ‘bertujuan untuk mendiskreditkan keputusan kepemimpinan Federasi Rusia baik dalam kebijakan luar negeri maupun dalam negeri’.
The Moscow Times, yang menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris dan Rusia, telah terbit sejak awal 1990-an. The Moskow Times telah memindahkan kantor ke Amsterdam setelah Rusia melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina.
Status yang ‘tidak diinginkan’ memaksa organisasi-organisasi untuk ditutup di Rusia dan berarti orang-orang Rusia yang bekerja untuk, mendanai, atau berkolaborasi dengan mereka juga dapat dikenakan tuntutan — termasuk hukuman hingga 5 tahun penjara karena beberapa aktivitas.
“Tentu saja, kami akan melanjutkan pekerjaan kami seperti biasa: jurnalisme independen. Itu adalah kejahatan di Rusia pada masa Putin,” kata pendiri Moscow Times, Derk Sauer, dalam sebuah postingan di X.
Situs independen Mediazona melaporkan warga Rusia bahkan didenda karena memposting ulang tautan web dan artikel yang diterbitkan oleh ‘organisasi yang tidak diinginkan’.
The Moskow Times, yang selama bertahun-tahun menerbitkan berita berbahasa Inggris di Moskow, populer di kalangan pengamat Rusia di luar negeri. Media ini juga berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi beberapa jurnalis yang kemudian menjadi koresponden asing terkemuka.
Reporter AS Evan Gershkovich, yang ditangkap tahun lalu atas tuduhan spionase yang ditolak oleh dia dan kantornya, bekerja di Moskow untuk outlet tersebut pada awal kariernya.
Rusia telah menggunakan label ‘organisasi yang tidak diinginkan’ untuk menargetkan media dan LSM yang dikatakan mendanai oposisi dan menentang Kremlin. Para kritikus mengecam undang-undang tersebut sebagai alat represif yang digunakan untuk meredam perbedaan pendapat.