Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan mengakui ingin sekali merebut medali emas di Olimpiade Paris 2024. Namun, ambisi itu mesti ia redam karena semua bergantung pada kondisi saat pertandingan.
Hal itu diutarakan Eko saat ditanyakan soal target medali emas di Paris, yang dimulai 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang. Eko jadi salah satu atlet dari tiga lifter yang lolos Olimpiade selain Rizki Juniansyah dan Nurul Akmal.
“Kalau keinginan pasti tinggi. Ingin banget (dapat medali emas). Tapi kan kita lihat nanti bagaimana hari-H, kompetitornya juga kan belum tahu (sejauh apa strategi lawan),” ucap Eko kepada detikSport saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2024).
“Kita bisa (bilang) target tercapai medali emas, kalau di atas kertas mungkin terjadi. Tapi sebelum hari H terjadi, apa saja bisa kejadian lo. Itu yang saya takutkan,” Eko menjelaskan.
“Optimistis untuk mengejar iya. Tapi kalau menyatakan secara pasti enggak. Enggak berani mendahulukan kehendak. Saya akan berjuang ke sana. Jadi enggak mungkin menargetkan, ‘Oh sekarang bisa medali tersebut?’ Saya enggak berani ngomong itu tapi lihat kondisi di hari pertandingan nanti,” ujarnya.
Meski begitu, atlet yang sudah merebut empat medali dari empat Olimpiade di tiga kelas berbeda itu mengakui jika dari fasilitas dukungan kepadanya sudah jauh lebih baik daripada edisi sebelumnya.
“Saya pikir ini lumayan bagus (dibandingkan 2020). Cuma kondisi di perkampungan atletnya lebih sebentar. Kita H-3 harus masuk dan H+1 harus keluar. Karena mungkin bergantian ya. Ini yang sedikit menghambat kami karena di angkat besi minimal H-6,” Eko mengungkapkan.
“Sebab akan ada penyesuaian tempat, berat badan, dan biasanya sebelum kami masuk perkampungan atlet akan ada tes doping random. Kita mengatasi itu supaya ketika ada tes doping kita masih ada jeda waktu, karena doping itu tak hanya urine tapi darah juga, jadi waktu sepekan dapat pemulihan lagi. Harapannya begitu,” imbuhnya.
Menyoal lawan, Eko Yuli Irawan menyebut lifter China Li Fabin, Sergio Massidda (Italia), dan Hampton Miller Morris (Amerika Serikat) menjadi lawan terkuat di kelas 61 kg.
Sebagai informasi, Li Fabin di IWF World Cup Maret 2024 (kualifikasi Paris) berhasil mencetak angkatan terbaik snatch 146 kg dan clean and jerk 166kg. Sedangkan Morris membukukan 127kg dan 176 kg. Sementara Sergio mencetak angkatan terbaik 137 kg dan 165 kg. Angka itu tercipta di 2023 IWF World Championship.
“Empat (lifter, termasuk Eko) ini sudah rebutan medali semua. Belum nanti pendatang baru Thailand. Lumayan bagus (133kg dan 170kg), Malaysia juga sama (128kg dan 170kg). Rata-rata di clean and jerk di 170 kg. Tinggal angkatan snatch ini yang menentukan apakah meninggalkan jauh atau tidak. Itu penentunya,” Eko mempertegas.