Sudah 2 hari Jusuf Kalla (JK) berada di Afghanistan. Pertemuan demi pertemuan dihadiri disertai sejumlah pembahasan perihal perempuan, pendidikan, dan kerja sama antarnegara.
JK sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu diundang langsung oleh Pemerintah Afghanistan. Tiba sejak Minggu, 2 Juni 2024, JK langsung disambut Direktur Jenderal Politik I Kementerian Luar Negeri Afghanistan Mufti Noor Ahmad Noor dan Wakil Menteri Haji dan Agama Afghanistan Sheikh Yar Muhammad Haqqani. JK sendiri ditemani Hamid Awaludin, Sudirman Said, dan Husain Abdullah.
Setelahnya JK menemui Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Amir Khan Muttaqi yang langsung menyambut hangat. Kemudian pertemuan dilakukan dengan Wakil Perdana Menteri 2 Afghanistan yaitu Abdul Salam Hanafi.
Keesokan harinya JK diterima Mohammad Younis Mohmand selaku Head of Afghanistan Chamber of Commerce and Investment atau Ketua Kadin Afghanistan. Keduanya membahas soal peluang-peluang bisnis antar-negara.
“Kami sangat senang mendengar Bapak datang ke Afghanistan karena bapak orang yang sangat penting. Banyak hal yang dilakukan di Indonesia, kami sangat menunggu kedatangan Bapak,” ucap Mohmand.
Berlanjut kemudian pertemuan dengan Menteri Pertahanan Afghanistan Mullah Muhammad Yaqoob. Banyak hal dibahas JK dengan putra sulung dari pendiri dan pemimpin pertama Taliban Mullah Omar itu.
“Saya merasa senang bisa datang lagi ke Kabul, sudah banyak perubahan. Saya sependapat hubungan Indonesia dengan Afghanistan terjalin sejak lama, sejak zaman Bung Karno. Sebagai negara Islam yang penduduknya sangat besar, Indonesia tentu sangat senang saya datang kemari untuk berjumpa untuk mencapai kedamaian negara-negara Islam untuk membangun persaudaraan,” kata JK kepada Yaqoob.
Salah satu isu yang dibahas yaitu mengenai pendidikan untuk perempuan. Yaqoob sendiri menanggapi dengan serius bahwa Afghanistan tidak seperti yang dimunculkan dalam propaganda.
“Kami sangat berusaha untuk sebutkan bahwa ini cuma propaganda dan cuma dibuat, dan kami usaha terus untuk batalkan itu. Sekarang kita bisa lihat dan khususnya orang yang bisa datang ke Afghanistan dan melihat situasi di Afghanistan mereka bisa pahami bahwa ini semua propaganda. Propaganda ini dibuat sama anti-Taliban dan negara yang sudah kalah di Afghanistan,” ucap Yaqoob.
“Indonesia dan Afghanistan adalah negara muslim dan punya sejarah yang sangat panjang, punya hubungan baik dan punya banyak persamaan dan kami berpendapat bahwa Indonesia… Kami punya pendapat yang positif tentang Indonesia,” imbuhnya.
JK sendiri menekankan terkait isu pendidikan untuk perempuan sangat penting untuk segera dilaksanakan di Afghanistan. Sebab, menurut JK, dunia memang sangat menyoroti hal itu.
“Membuka sekolah khusus perempuan, maka seluruh dunia akan melihat. Di dunia sebenarnya itu saja persoalannya,” kata JK.
Yaqoob memberikan jaminan bahwa hak-hak perempuan di Afghanistan saat ini tidak benar-benar ditutup. Dia memahami dunia saat ini sudah jauh berbeda tetapi dia ingin memastikan bahwa syariat Islam sebagai pegangan negara muslim tetap dijaga.
“Kami izin buat kurikulum yang bagus baru kami akan buka. Kami juga izinkan perempuan bisa kuliah kedokteran, keperawatan, bisa tanya ke kementerian langsung untuk data lengkapnya. Kalau urusan pekerjaan, banyak perempuan di Afghanistan yang bekerja menjadi guru atau bekerja di Kementerian Dalam Negeri hingga terkait keimigrasian,” ucap Yaqoob.
Kemudian JK beranjak menuju Afghan Red Crescent Society (ARCS) atau Bulan Sabit Merah Afghanistan alias PMI-nya Afghanistan. JK disambut Mawlavi Matiul Haq Khalis selaku Presiden ARCS.
JK awalnya turut menyampaikan bela sungkawa atas bencana yang dihadapi Afghanistan seperti gempa dan banjir. Di sisi lain Khalis menyampaikan persoalan-persoalan lain yang dihadapi.
“Masalah gempa dan banjir kami usahakan bantu secara urgen. Yang selanjutnya masalah perang meninggalkan banyak janda di mana mereka dirawat tetua-tetua. Janda-janda setiap bulan diberikan uang untuk hidup. Selain itu juga dibukakan usaha-usaha. Ini masalah mental juga karena perang berlangsung lama sampai 40 tahun lebih,” ujar Khalis.
Kemudian JK sebagai Ketua Umum PMI membagikan pengalaman di mana di Indonesia terkait bank darah. Selain itu JK juga menekankan soal prinsip 6 jam bagi relawan PMI untuk harus sudah tiba di lokasi-lokasi yang membutuhkan pertolongan.
“Dengan pengalaman masing-masing bagaimana memajukan bersama-sama,” ucap JK.