Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi sedang berancang-ancang meneken perjanjian baru. Perjanjian ini disyaratkan harus menguntungkan Palestina, tapi juga menormalisasi hubungan Saudi dengan rezim Zionis Israel.
Pada dasarnya, perjanjian tersebut bakal menormalisasi hubungan Saudi-Israel. Namun Saudi mematok syarat supaya perjanjian ini lancar, yakni Palestina harus diakui sebagai negara.
Selasa (4/6/2024), informasi mengenai rencana perjanjian Washington dan Riyadh ini dikabarkan oleh Duta Besar AS untuk Saudi, Michael Ratney.
Michael Ratney menyebut perjanjian itu nantinya bakal menjadi perjanjian bersejarah. Prosesnya sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, sejak sebelum peristiwa 7 Oktober 2023 yang terjadi antara Hamas dan Israel. Namun rentetan konflik Israel versus Palestina sejak saat itu membuat prosesnya menjadi berlarut.
“Anggap saja ini akan menjadi perjanjian bersejarah yang akan meningkatkan kemitraan keamanan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, itu akan meningkatkan hubungan ekonomi, akan membawa Israel dan Arab Saudi ke dalam kawasan yang sama, dan akan membawa manfaat dan membuka jalan menuju status negara bagi Palestina. Jadi itu berarti banyak,” jelas Ratney.
Lebih lanjut, Ratney menyebut perjanjian bersejarah itu akan meningkatkan kemitraan keamanan dan hubungan ekonomi kedua negara, serta memberikan manfaat bagi Palestina. Riyadh telah dan selalu menegaskan bahwa negara Palestina tetap menjadi kunci dalam perjanjian tersebut.
“Saudi telah memperjelas bahwa hal itu (pengakuan terhadap Palestina) merupakan persyaratan mereka dan kami juga memiliki harapan-harapan… harus ada jalan ke depan bagi Palestina untuk menjadi negara,” sebut Ratney.