Pesta olahraga Olimpiade Paris 2024 kian dekat. Lifter Indonesia Rizki Juniansyah fokus memperkuat otot dan memperbaiki pola tidur.
Rizki menyegel tiket ke Olimpiade Paris 2024 di IWF World Cup yang diselenggarakan di Phuket, Thailand, pada 4 April lalu.
Di ajang yang merupakan kualifikasi Olimpiade, ia merebut dua emas dari clean and jerk 201 kg dan angkatan total 365 kg. Sementara medali perak datang dari angkatan snatch 164 kg di kelas 73 kg putra.
Dia mengalahkan Rahmat Erwin yang meraih satu keping perak dan dua medali perunggu usai mencatatkan angkatan total 355 kg (160 kg angkatan snatch dan 195 kg angkatan clean and jerk) dalam ajang tersebut.
Melalui prestasi itu juga Rizki berhasil mewakili Indonesia dari cabang angkat besi di Olimpiade Paris pada Juli mendatang. Rizki menyusul seniornya, Eko Yuli Irawan, yang lebih dulu mengamankan tiket Olimpiade pada 2 April 2024.
Sebab dalam aturan Olimpiade cabang angkat besi hanya boleh diisi satu atlet, satu kelas, dari satu negara, Rizki tak ingin menyia-nyiakan kesempatan besar yang diraihnya tersebut. Menjelang Olimpiade yang digelar Juli mendatang itu pun ia mulai memperbaiki apa yang menjadi kekurangannya.
“Iya, jadi yang diperkuat adalah otot-otot penunjangnya. Saya punya kelemahan di-back, jadi pelatih tambah porsi latihan di situ,” kata Rizki kepada pewarta, dalam keterangannya usai acara Championing Your Dream With Visa featuring Rizki Juniansyah, di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
“Setelah itu saya lebih fokus tidur, sebelumnya saya masih suka tidur tengah malam dan sekarang sudah tidak pernah lagi. Durasi tidur yang disarankan 8 jam, terus tidur siang juga 1 jam, tapi lebih bagus lagi kalau 2 jam.”
“Saya juga banyak ekstra latihan, pagi jam 9 sampai jam 11, dan sorenya dari jam 4 sampai jam 7, dan itu memang latihan ekstra dari sebelumnya,” lanjutnya.
Selain soal waktu istirahat, lifter kelahiran 17 Juni 2003 ini juga mengatur pola makannya agar tidak overweight saat di pertandingan.
“Kalau pantangan tertentu tidak ada, yang penting jaga diri kalau sudah jam sekian tidak boleh makan. Empat sehat lima sempurna sudah pasti, kemudian untuk olimpiade dapat dokter pribadi, saya dan mas eko itu dapat,” tuturnya.
“Kekhawatiran saya non teknis, karena itu saya jaga betul istirahat dan makanan. Jangan sampai di latihan cedera. Selain itu saya juga dijaga betul kemana-mana sama pelatih, tidak boleh sendirian. Saya harus latihan lebih keras lagi,” Rizki menambahkan.
Menyoal persaingan di Olimpiade, Rizki mengakui atlet-atlet dari China bakal menjadi pesaing terberat. Salah satunya Shi Zhiyong.
Shi Zhiyong merupakan peraih medali emas angkatan snatch dan medali perak total angkatan di IWF World Cup 2024. Ia mencetak angkatan terbaik 165 kg dan 356 kg untuk total angkatan. Sedangkan medali perunggu clean and jerk direbut lifter Korea Bak Joohyo usai mengangkat beban seberat 195 kg.
“Saya perlu perhatikan betul persaingan di sana (olimpiade) tidak mudah, apalagi ada dari China yang jadi rival berat. Dia lawan terberat saya,” kata Rizki.