Tak mengejutkan kalau Manchester United kesulitan tampil konsisten. MU dinilai terlalu mengandalkan kecemerlangan individu.
Manchester United menuju akhir musim dengan laju yang tak membaik. Hanya dua kemenangan didapatkan di delapan laga terakhir, termasuk saat mengatasi tim Championship Coventry City lewat adu penalti di semifinal Piala FA.
Pekan lalu, tim besutan Erik ten Hag ini malah dihajar 0-4 oleh Crystal Palace. Itu adalah kekalahan ke-13 musim ini dan mengantarkan mereka ke rekor kekalahan terbanyak sepanjang tampil di Premier League.
Naik-turunnya MU ini dinilai tak mengejutkan karena mereka kurang solid dan tak mampu bermain secara kolektif. Mereka praktis menggantungkan nasib pada individu untuk menunjukkan momen cemerlang, yang bahkan tak bisa menjamin hasil positif.
Dalam beberapa pekan terakhir misalnya, Bruno Fernandes sudah menjadi protagonis dengan torehan tujuh gol dan dua assist di delapan partai liga teranyar. Nama lain yang musim ini juga cukup menyelamatkan MU adalah Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho.
“Dalam beberapa bulan terakhir, United sudah bergantung pada momen individu brilian dari Bruno Fernandes atau Alejandro Garnacho untuk lolos setelah performa yang buruk. Tapi itu kan tak bertahan lama dalam jangka panjang,” kata eks Asisten Manajer MU Rene Meulensteen kepada Football365.
“Ada dua alasan untuk tak mempertahankan pemain. Entah mereka tak cukup bagus dan tak punya kualitas untuk bermain di level itu, atau mereka tak mau melakukannya. Apapun dari keduanya yang benar, Anda punya masalah,” imbuh mantan tangan kanan Sir Alex Ferguson tersebut.