Salah satu peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Habiba (51) mengaku bersyukur dengan hadirnya program dari BPJS Kesehatan ini. Pasalnya, JKN membantunya menghadapi penyakit diabetes yang dideritanya.
“Saya bersyukur karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN, apalagi saya didiagnosa diabetes sudah sepuluh tahun. Awalnya saya mendaftar sebagai peserta JKN pada segmen mandiri sejak tahun 2014 silam, sejak saat itu juga saya sudah mulai rutin melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan karena diabetes, bahkan rutin menggunakan insulin selama sebelas tahun,” ungkap Habiba dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/3/2024).
Sebagaimana diketahui, diabetes merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan perawatan dan pengeluaran biaya yang cukup besar. Terutama bagi mereka yang membutuhkan penggunaan insulin sebagai bagian dari pengelolaan kondisi kesehatan mereka.
Program JKN memberikan solusi biaya kesehatan terjangkau, termasuk dalam membantu meringankan beban biaya insulin bagi masyarakat Indonesia. Selain karena penyakit diabetesnya, Habiba juga rutin menjalani perawatan karena menderita penyakit maag. Ia menderita penyakit maag sejak beberapa tahun lalu dan sering mengganggu aktivitasnya sehari-hari, bahkan harus beberapa kali menjalani rawat inap.
“Saya pernah menjalani rawat inap selama empat malam, mulai dari pemeriksaan dokter, kamar perawatan hingga obat-obatan sudah masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan. Tidak hanya itu, saya bahkan ditempatkan pada kelas perawatan yang lebih tinggi dari hak yang seharusnya saya terima karena saat itu kamar perawatannya sudah penuh dan luar biasanya saya tidak dikenakan biaya sepeser pun,” terangnya.
Berdasarkan pengalamannya tersebut, Habiba menilai seluruh lapisan masyarakat wajib menjadi peserta JKN. Apalagi dirinya sudah membuktikan pelayanan yang sangat baik dari fasilitas kesehatan tempatnya terdaftar.
Lebih lanjut, Habiba mengaku pelayanan BPJS Kesehatan saat ini sudah sangat mudah. Cukup menggunakan KTP saja untuk mendapatkan pelayanan.
“Saat itu ibu saya ingin dibawa berobat, tapi kartu JKN miliknya tercecer jadi petugas di puskesmas hanya meminta KTP atau kartu keluarga karena datanya sudah sinkron dengan data BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungannya ini pun sangat merekomendasikan warganya untuk mendaftarkan diri sebagai peserta JKN. Secara tidak langsung, ia pun menjadi penyambung lidah BPJS Kesehatan karena benar-benar merasakan manfaatnya.
“BPJS Kesehatan sangat memperhatikan pelayanan kepada pesertanya, tidak hanya pelayanan kesehatan, mereka rutin melakukan pelayanan administrasi dan pemberian informasi secara langsung dengan turun ke lapangan. Baru-baru ini kami diberikan pemahaman terkait hak dan kewajiban sebagai peserta JKN di Kantor Lurah Ujung Baru,” paparnya.
Tak ketinggalan, Habiba berterima kasih karena BPJS Kesehatan terus berupaya membantu peserta JKN berobat dengan nyaman. Ia mengapresiasi inovasi Aplikasi Mobile JKN yang menyediakan berbagai fitur untuk memudahkan masyarakat.
“Saya sangat terbantu dengan aplikasi Mobile JKN ini, fitur-fitur yang ada di dalamnya sangat menjawab kebutuhan kami sebagai peserta JKN. Yang sangat membantu adalah fitur antrean online, saya tidak perlu lagi merasakan antre berjam-jam saat harus berobat, cukup mengambil nomor antrean melalui satu aplikasi,” pungkasnya.