Pelabuhan utama di wilayah Haiti terpaksa ditutup sementara saat situasi negara itu semakin mencekam akibat maraknya tindak kekerasan oleh geng kriminal setempat. Pemerintah Haiti telah memperpanjang pemberlakuan masa darurat selama satu bulan.
Jumat (8/3/2024), operator pelabuhan utama Haiti mengumumkan penutupan sementara pada Kamis (7/3) waktu setempat, dengan menyebut “tindakan sabotase dan vandalisme yang jahat” sebagai alasannya.
“Selama gangguan terhadap ketertiban umum baru-baru ini, (pelabuhan) telah menjadi korban, sejak 1 Maret dan terjadi lagi semalam, tindakan sabotase dan vandalisme yang jahat,” demikian pernyataan Layanan Pelabuhan Karibia.
“Layanan Pelabuhan Karibia tidak bisa menjalankan operasinya dan harus menangguhkan semua layanan,” sebut pernyataan itu.
Pemerintah Haiti telah memperpanjang penetapan masa darurat selama satu bulan untuk bagian barat negara tersebut, yang mencakup ibu kota Port-au-Prince, ketika para tahanan kabur dari dua penjara setempat pada awal pekan ini.
Situasi itu semakin menambah jumlah geng kriminal yang berupaya memaksakan kendali atas sebagian besar wilayah Haiti.
Geng-geng kriminal dilaporkan kembali menargetkan polisi dalam serangan mereka pada Rabu (6/3) waktu setempat, dengan salah satunya membakar markas besar Kepolisian Haiti di Bas-Peu-de-Chose — salah satu area di ibu kota.
Laporan serikat Kepolisian Haiti, Synapoha, menyebut para personel kepolisian berhasil menyelamatkan diri sebelum serangan terjadi. Disebutkan juga bahwa serangan geng kriminal itu menghancurkan beberapa kendaraan polisi.