Otoritas Arab Saudi mengeksekusi mati tujuh narapidana terkait kasus “terorisme” pada Selasa (27/2) waktu setempat. Ini menjadi angka tertinggi untuk eksekusi mati dalam satu hari sejak 81 orang dieksekusi mati dalam sehari pada Maret 2022 lalu.
Rabu (28/2/2024), laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) yang mengutip Kementerian Dalam Negeri Saudi menyebut tujuh narapidana yang dieksekusi mati itu divonis mati atas dakwaan “menciptakan dan mendanai organisasi dan entitas teroris”.
Saudi yang merupakan salah satu negara yang menerapkan hukuman mati paling produktif di dunia, menurut penghitungan resmi AFP, sejauh ini telah mengeksekusi sedikitnya 29 orang sepanjang tahun ini.
Sepanjang tahun 2023 lalu, juga menurut AFP, Riyadh mengeksekusi mati total 170 orang.
Kerajaan Saudi yang dikenal dengan eksekusi pemenggalan, menuai gelombang kecaman dari seluruh dunia dengan melakukan 81 eksekusi mati dalam waktu satu hari sekitar dua tahun lalu.
Untuk eksekusi mati terbaru pada Selasa (27/2) waktu setempat, asal kewarganegaraan ketujuh narapidana tidak diungkapkan ke publik. Namun, nama dan gelar mereka mengindikasikan ketujuhnya merupakan warga negara Saudi.
Menurut laporan SPA, para narapidana yang dieksekusi mati itu dihukum karena “mengadopsi pendekatan teroris yang menyerukan pertumpahan darah, mendirikan dan mendanai organisasi dan entitas teroris, serta berkomunikasi dan berurusan dengan mereka dengan tujuan mengganggu keamanan dan stabilitas masyarakat” dan membahayakan keamanan nasional.
Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut soal tuduhan terhadap ketujuh narapidana tersebut.