Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Silfester Matutina merespons soal Ahok yang bertanya soal kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Dirinya mengatakan kritik yang dilontarkan Ahok justru menguntungkan bagi paslon nomor 2.
“Saya rasa itu bagus ya. Bagus buat kami paslon 2, malapetaka dan musibah buat paslon nomor 3,” kata Silfester di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/2/2024).
“Jadi, kalau beliau bilang Mas Gibran apalagi Pak Jokowi enggak bisa kerja ya Pak Ahok itu sangat tendensius menurut kami ya,” tambahnya.
Silfester juga mencontohkan saat masa pandemi COVID-19, di mana pada saat itu, Presiden Jokowi mengambil beberapa tindakan untuk menangani masa tersebut. Jika keputusan penting tidak diambil oleh Jokowi pada masa COVID, maka akan menimbulkan masalah besar.
“Kita ambil contoh Pak Jokowi waktu COVID itu kalau bukan seorang Pak Jokowi, Presiden Jokowi, mengambil tindakan contohnya memborong waktu itu obat-obatan ya dan juga untuk COVID dan juga tidak memberlakukan lockdown, saya pikir Indonesia akan menuju kehancuran, dan yang jadi malahan kita akan, anak-anak bangsa bisa saling bermusuhan dan mungkin bunuh-bunuhan ya,” ujar dia.
Silfester melanjutkan, nantinya masyarakat sendiri yang akan menilai pernyataan Ahok. Ia menyebut, Ahok susah karena pernyataannya sendiri.
“Jadi, saya pikir masyarakat yang akan menilai mulut Pak Ahok ini. Karena mulut Pak Ahok ini harimaunya dia. Jadi dia susah sendiri karena mulutnya dia,” ucapnya.
Sebelumnya, pernyataan Ahok viral di media sosial soal bertanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran bisa kerja? Belakangan Ahok sendiri merasa bahwa kalimatnya itu dipotong di video viral.
Dia menyatakan bahwa kalimatnya itu dipotong. Yang dia maksud sebagai ‘tidak bisa kerja’ adalah ‘tidak bisa kerja bila tanpa partai’.
“Saya sampaikan maksud pernyataan Jokowi dan Gibran nggak bisa kerja sendiri tanpa partai,” kata Ahok dilansir detikbali, Rabu (7/2).
“Pernyataan saya waktu itu dipotong-potong. Potong-potongan itu, sama seperti yang dulu Buni Yani. Biasalah biar orang maki-maki saya,” katanya.