Survei Populi menyebut sebanyak 79,9% responden menyatakan ingin pemilihan presiden selesai satu putaran saja. Ketua DPP PKB Daniel Johan menyinggung soal hasil pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 yang dimenangkan Anies.
Daniel awalnya bicara soal pentingya pemilu yang jujur dan adil. Dia mengatakan peluang pasangan Anies dan Cak Imin untuk memenangkan pemilihan presiden satu putaran juga cukup besar.
“Tidak masalah satu putaran. Yang penting itu adalah pilpres berlangsung jurdil tanpa kecurangan. Bisa saja nanti pasangan Anies-Muhaimin yang menang satu putaran kalau melihat gairah rakyat yang begitu besar terhadap perubahan agar harapan baru muncul dan terwujud,” kata Daniel saat dihubungi, Rabu (7/2/2024).
Daniel lalu menyinggung hasil Pilgub DKI Jakarta 2017 yang dimenangkan oleh Anies. Saat itu Anies sering kalah dalam sejumlah lembaga survei.
“Survei juga tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Dulu Pilkada DKI Pak Anies selalu kecil tapi rakyat memutuskan kemenangan di TPS. Begitupun ada calon yang selalu unggul di survei tapi selalu kalah,” katanya.
Dihubungi terpisah, juru bicara Timnas AMIN Muhammad Iqbal menilai hasil survei itu bentuk propaganda. “Menurut pandangan kami tema survei satu putaran adalah survei propaganda dan bagian dari agenda setting pihak tertentu,” kata Iqbal.
Iqbal juga mempertanyakan alasan lembaga survei menanyakan pelaksanaan pemilu satu atau dua putaran kepada responden. Dia mengatakan pemerintah saat ini juga telah menyediakan anggaran pemilu untuk dua putaran.
“Rakyat ingin perubahan bukan hanya satu putaran. Apa kepentingan lembaga survei menanyakan satu atau dua putaran? Karena sudah dianggarkan maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya.
“Kalau mau menghemat anggaran harusnya IKN yang menggunakan anggaran yang cukup besar yang dialihkan bukan pesta demokrasi,” sambung Iqbal.
Menurut Iqbal, pasangan AMIN kini tidak lagi mempersoalkan rilis terbaru dari lembaga survei sepekan jelang pencoblosan pada 14 Feruari mendatang. Dia meyakini dukungan masyarakat kepada AMIN makin luas saat ini.
“Di saat paslon lain sibuk mengumpulkan massa, AMIN kewalahan menerima kehadiran massa di JIS 10 Februari,” tutur Iqbal.
79,9% Responden Populi Ingin Pilpres 1 Putaran
Mayoritas responden dalam survei Populi Center menginginkan Pilpres 2024 berlangsung dalam satu putaran. Ada 79,9 responden menginginkan Pilpres 2024 berlangsung dalam satu kali putaran.
Survei bertajuk ‘Peluang Pemilu Satu Putaran’ ini dirilis, Rabu (7/2/2024). Survei dilakukan pada 27 Januari hingga 3 Februari 2024, jumlah responden 1.500 yang tersebar di 38 Provinsi secara proporsional berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Metode survei yang digunakan acak bertingkat atau multistage random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka melalui aplikasi survei Populi Center. Margin of error (MoE) survei ± 2,53% pada tingkat kepercayaan 95%.
Awalnya, responden diberi pertanyaan akan memilih siapa di Pilpres, hasilnya 52,5% memilih Prabowo-Gibran, 22,1% memilih Anies-Muhaimin, dan 16,9% memilih Ganjar-Mahfud. Dari pilihan tersebut responden ditanya lagi tentang kemantapan pilihan hasilnya 79,8% menjawab mantap, 19,4% menjawab mungkin berubah, dan 0,8% menolak menjawab.
Dari pertanyaan di atas itu, responden ditanya lagi ‘Manakah yang lebih Anda sukai, pemilihan presiden berlangsung dalam satu putaran atau dua putaran? (%)’.
“Pada Feburari 2024, sebesar 79,9% responden menginginkan Pilpres dilaksanakan dalam satu putaran. Sementara sebesar 16,6% menjawab dua putaran, dan 2,3% menjawab tidak masalah satu atau dua putaran. Sisanya sebesar 1,2% menjawab tidak tahu atau tidak
menjawab pertanyaan ini,” bunyi keterangan survei Populi Center yang diterima.
Khusus yang menjawab satu putaran ditanya lagi mengenai alasannya. Alasan tertinggi responden adalah ingin Pilpres lebih cepat selesai dan ada kepastian siapa yang menjadi presiden selanjutnya.
“Ketika ditanya lebih lanjut, mayoritas responden yang menginginkan 1 (satu) putaran beralasan agar lebih cepat ada kepastian siapa yang menjadi presiden selanjutnya (41,2%), kemudian diikuti dengan menghemat biaya (29,2%), agar pemerintahan dan layanan publik kembali normal (13,6%), mengurangi ketegangan di masyarakat (12,1%), dan alasan lainnya (2,2%). Sebanyak 1,7% menolak menjawab,” katanya.
Responden juga meyakini bahwa Pilpres bisa langsung selesai dalam satu putaran. Adapun hasilnya; responden yang menyatakan sangat yakin 12,9%, yakin 57,4%, tidak yakin 24,0%, sangat tidak yakin 1,3%, tidak tahu/tidak jawab 4,4%.