Istri Ganjar Temui Penjual di Pasar Palembang, Terima Keluhan Harga-Bansos

Istri dari capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, melanjutkan safari politiknya dengan menyerap aspirasi pedagang Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Siti Atikoh menerima sejumlah keluhan penjual di pasar tersebut.

“Tadi beberapa sempat ada yang mengatakan kemampuan untuk membeli bahan pokok, terus keluhan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Terus tadi ada juga ibu yang mengeluh tidak mendapatkan manfaat dari bansos-bansos, sama masalah pendidikan,” kata Atikoh menyebutkan serapan aspirasi pedagang Pasar 26 Ilir Palembang, Jumat (12/1/2024).

“Kemudian tadi sembari saya itu memantau harga, ada beberapa yang menyampaikan aspirasi seperti itu, tapi ada juga pedagang ya, sama sih seperti di tempat lain, ingin adanya kestabilan harga, sehingga mereka akan lebih mudah menerapkan harga-harga jual mereka juga,” sambungnya.

Atikoh kemudian mengungkap bagaimana Ganjar-Mahfud mengatasi persoalan harga sembako. Ia menyebut, perlu ada manajemen yang baik dalam mengatur distribusi pasokan bahan pokok.

“Tentu bagaimana manajemen ya. Yang pertama rantai pasokan, maupun dari stok gudang itu. Misalnya ketika panen raya, itu harapannya ada gudang. Sekarang sudah ada bulog-bulog, tapi kan tidak menyerap seluruh kebutuhan, lebih difokuskan kepada beras, tapi itu juga efek dominonya kepada yang lain juga panjang,” kata Atikoh.

“Kemudian lagi masyarakat Indonesia kan banyak sekali kalau untuk keseharian itu banyak menggunakan minyak goreng, itu juga sempat dikeluhkan oleh masyarakat terutama untuk para pedagang, mereka mau menaikkan harga dengan kenaikan harga minyak, tapi kan agak sulit karena memang harga jualnya itu kan sudah murah. Kalau mereka menaikkan harga tidak terlalu banyak takutnya nanti mendapatkan komplen dari masyarakat,” tambahnya.

Atikoh menyebut, perlu ada intervensi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Salah satunya, memangkas rantai distribusi pasokan dari hulu ke hilir agar lebih efisien.

“Harus, harus (ada intervensi pemerintah), bagaimana upaya pemerintah untuk menyerap ketika panen raya, sehingga nanti harganya juga stabil. Kemudian kalau ada kekurangan, pemerintah juga melakukan operasi pasar, meskipun sekarang sudah ada, tetapi rantai pasokan kayaknya masih terlalu panjang dari hulu ke hilirnya, bisa sampai sembilan titik kan kalau komoditas padi,” ungkap Atikoh.

“Jadi bagaimana kita akan mengefisienkan itu, sehingga nanti harganya harga yang fair, baik petani maupun dari konsumen, dan pedagangnya sama-sama diuntungkan,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *