Timnas Gambia mengalami cobaan menyeramkan saat menuju Piala Afrika 2023. Pesawat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan hingga harus mendarat darurat!
Cerita tersebut dicurahkan pemain timnas Gambia Saidy Janko. Eks pemain muda Manchester United ini mengungkap bagaimana pesawat yang ditumpangi tim dari ibukota Gambia, Banjul, menuju Pantai Gading sedari awal sudah terasa aneh.
Anggota skuad merasa hawa panas luar biasa saat masuk ke pesawat kecil sewaan tersebut. Tapi kemudian kru memastikan pendingin udara akan bekerja selepas lepas landas.
Namun kemudian hal mengerikan itu terjadi. Keadaan di dalam pesawat tak meningkat dan malah beberapa orang mengalami pusing hingga pingsan karena kekurangan oksigen!
Tak sampai 10 menit setelah lepas landas, pilot memutuskan putar balik dan melakukan pendaratan darurat di bandara Banjul. Kejadian ini tengah diselidiki, tapi investigasi awal mengungkap hilangnya tekanan kabin dan suplai oksigen.
“Panas tak manusiawi ditambah kurangnya oksigen bikin banyak orang mengalami sakit kepala dan keliyengan parah. Bahkan, orang-orang mulai terlelap beberapa menit setelah masuk pesawat/lepas landas,” tulis Janko di Instagram
“Saat di udara, situasinya memburuk, membuat pilot tak punya opsi lain kecuali memulai pendaratan darurat di bandara Banjul, sembilan menit usai lepas landas, yang mana dilakukan dengan sukses.”
“Kalau bukan karena ini, konsekuensinya bisa jauh lebih buruk, mengetahui apa yang bisa terjadi, kalau kami dalam situasi itu lebih lama, di sebuah pesawat yang kehabisa oksigen.”
Pelatih Gambia Tom Saintfiet juga memberi kesaksian, percaya situasinya akan jauh lebih buruk kalau pendaratan darurat tak dilakukan. Alih-alih ikut serta dalam pesta sepakbola di Piala Afrika, bisa saja mereka malah menjadi kabar duka.
“Kami bisa saja mati. Kami semua cepat sekali terlelap, saya juga. Saya bermimpi singkat soal kehidupan saya. Serius, sungguh,” ujarnya kepada Nieuwsblad.
“Setelah sembilan menit pilot memutuskan kembali karena tak ada suplai oksigen. Beberapa pemain tak bangun sampai beberapa saat usai mendarat. Kami hampir keracunan karbonmonoksida. Terbang setengah jam lebih lama, kami semua mungkin akan mati,” imbuhnya.