BNNK Catat Puluhan Pelajar di Bogor Terlibat Penyalahgunaan Obat-obatan

Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota (BNNK) Bogor mencatat sebanyak 40-an siswa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terlibat konseling dalam kasus narkotika. Meski demikian, yang terbanyak yaitu dari kalangan pegawai swasta.

“Di kalangan anak sekolah mungkin nggak begitu tinggi, banyak di lingkungan ini adalah pegawai swasta. Kalau di lingkungan sekolah yang digunakan adalah obat-obatan, tramadol, dan lain sebagainya,” kata Kepala BNNK Bogor AKBP Renny Puspitasari, kepada wartawan di SMPN 1 Cibinong, Kamis (11/1/2023).

“Siswa kalau di kami yang melaksanakan konseling itu tidak banyak, hanya 40 sekian dalam setahun. Kalau anak-anak sekolah upaya kami melakukan pemulihan. Bagi kami pemulihan itu sangat penting melindungi anak bangsa disamping tindak pidana,” lanjutnya.

Guna mencegah penyebaran narkotika di kalangan pelajar, BNNK bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor melakukan monitoring di sekolah-sekolah.

Pj Bupati Minta Sekolah Bentuk Satgas

Sementara itu, Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengatakan, hari ini telah dilakukan deklarasi sekolah bebas narkoba. Deklarasi digelar bersama 106 SMP Negeri di Kabupaten Bogor.

“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk preventif dari pemerintah kabupaten dan BNN Kabupaten Bogor dalam rangka mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat obat terlarang,” ujar Asmawa.

Hal itu dilakukan karena usia SMP merupakan masa transisi yang rawan mencoba hal-hal baru. Sehingga nantinya rehabilitasi menjadi langkah terakhir.

“Hari ini juga saya memberikan instruksi kepada seluruh pimpinan satuan pendidikan yang ada di Kabupaten bogor, khususnya pada tingkat SMP hari ini untuk membentuk satuan tugas, satgas dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkotika di sekolah masing-masing,” ucapnya.

Asmawa juga mengatakan agar mitigasi dilakukan di sumber jajanan para pelajar. Karena bukan tidak mungkin, narkotika bisa dimasukkan melalui jajanan tersebut.

“Tadi juga sudah kami sampaikan bahwa kita cobalah mitigasi sumber-sumber peredaran itu. Karena bisa jadi makanan yang tidak kita tahu sumbernya dari mana, bisa jadi disusupi ya dan itu di tempat lain terjadi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *