Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menggelar dialog dengan warga Watuagung, Banyumas, Jawa Tengah. Ganjar dicurhati warga soal anaknya tak bisa melanjutkan sekolah ke SMA atau perguruan tinggi karena kendala ekonomi.
“Mangkrak anak nggak bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi yang mau SMA atau perguruan tinggi,” kata salah seorang warga kepada Ganjar di Watuagung, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024) malam.
Ganjar juga dicurhati warga terkait tak penerimaan kartu Indonesia Sehat (KIS). Kemudian, ada juga yang mengeluh sulit mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah.
“Banyak sekali yang belum mendapatkan KIS,” kata warga.
“Kami anak muda di desa berikan kami anak muda desa itu setelah kita lulus itu kita nggak nganggur Pak,” keluh warga lainnya.
Dalam dialog itu, Ganjar menjawab kesulitan melanjutkan sekolah karena kendala ekonomi menggunakan KTP Sakti. Dia mengatakan kondisi ekonomi masyarakat akan teridentifikasi dalam KTP tersebut yang memudahkan warga untuk masuk SMK gratis.
“Makanya kenapa kok Pak Ganjar buat KTP Sakti itu apa? Maksudnya kartu-kartu tadi yang banyak sekali dijadikan satu, pakai KTP saja, dari KTP kan ketahuan, umpama tadi Pak Siswanto, Pak Sis grumbulnya Siwarak, desane Watuagung, pasti kan ada profesinya di KTP, pekerjaan tani tulisannya. Dari tani nanti bisa ketahuan, ini tani jenis petani yang punya tanah atau tidak punya tanah,” kata Ganjar.
“Tanahnya jumlahnya berapa, jangan-jangan juragan. Ya tho, jangan-jangan. Oh ternyata tidak Pak, ini buruh tani, oh buruh tani kira-kira pendapatanya berapa, oh masuk kategori maaf, mungkin masuk kategori miskin,” lanjutnya.
Dia mengatakan SMK bisa menjadi salah satu pilihan agar cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah. Dia juga menyinggung anak-anak dari keluarga tak mampu di Cilacap yang ditemuinya tetap bisa sekolah dengan masuk ke SMK gratis.
“Tidak mampu, maka anaknya kemudian mendapatkan sekolah gratis, setuju? cocok?. Itu baru dari sekolah umpama lulus SMP sampai ke SMK, SMK bisa jadi pilihan karena cepet kerja,” ujarnya.
Ditemui usai dialog, Ganjar mengatakan pemerataan akses internet harus menjadi perhatian. Dia mengatakan program pemerataan internet melalui pembanguann tower base transfer station (BTS) juga sudah berjalan.
“Tapi kalau kita melihat kondisi seperti ini yang kita ceritakan terkait dengan coverage-nya. Maka kita melihatnya Jawa Tengah, Banyumas, belum merata bagaimana di tempat lain. Maka kemudian pemerataan akses internet itu di daerah seperti ini perlu mendapat perhatian kita, kita coverage-nya terpenuhi sampai pada peningkatan kecepatan,” kata Ganjar usai dialog.
Dia mengatakan program pembangunan BTS untuk pemerataan akses internet tak boleh dikorupsi. Menurutnya, pembangunan BTS yang tak dikorupsi dan inisiatif kepala desa akan membuat pemerataan itu menjadi lebih luas.
“Sebenarnya programnya kemarin-kemarin sudah ada. Sekarang juga mulai berjalan, membangun BTS, BTS. Maka saya bilang jangan dikorupsi, kalau itu tidak dikorupsi saya kira persebarannya akan makin banyak lagi. Kalau dipasang aja masih ada blank spot, tapi kalau kaya gini sulit dan inisiatif dari Kades saya kira akan bisa,” ujarnya.