Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo bercerita perjungan Prabowo Subianto. Dia menyebut Prabowo hampir lima kali mati saat masih aktif di dunia militer.
Hal itu diutarakan Hashim dalam sambutannya di acara syukuran Laskar Prabowo 08 di Jalan Prapanca Raya, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (5/1/2024). Hashim mengatakan Prabowo mewakafkan jiwa dan raga untuk rakyat Indonesia.
“Dia cerita sama saya, dia pernah hampir mati 5 kali. Bagi tentara dalam pertempuran di berbagai tempat dia sudah menunggu sebetulnya, dia sudah hampir 5 kali mati. Dan saya kira untuk rakyat Indonesia dia wakafkan jiwa dan raganya. Saya tidak kaget, tidak heran, itu memang sudah dia Prabowo Subianto,” kata Hashim.
Hashim mengatakan sejumlah tahanan politik era orde baru kini mendukung Prabowo. Dia menyebut mereka menilai visi misi Praowo bagus.
“Nah tadi kami hadir di Pasar Minggu untuk meresmikan kantor atau markas untuk namanya Tim 08. Tim 08 itu pimpinan Pak Wignyo Wiyoto dan kawan-kawannya yang dulu tahanan politik orde baru. Ada 23 orang yang waktu itu ditahan oleh orde baru, ada ditahan 2 tahun, 3 tahun, atau 7 bulan, semuanya tahan politik,” tuturnya.
“Tapi beberapa bulan lalu, 4 bulan lalu mereka datang ke saya mereka melihat sifatnya Prabowo, begitu mereka lihat tujuannya begini, mereka lihat itu bagus, mereka sudah pelajari visi dan misi Prabowo,” tambahnya.
Hashim mengulas kembali saat Prabowo menjadi cawapres Megawati ketika Pilres 2009. Saat itu, kata Hashim, kawan-kawan dari PDIP mendatanginya untuk meyakinkan Prabowo agar mau berpasangan dengan Megawati.
“Sebetulnya tidak ada perubahan dari 2009-2014 ini perjuangan Prabowo 4 kali. Prabowo dulu mungkin, Bapak/Ibu ada ingat tapi mungkin tidak ingat. Prabowo dulu calon wapres Ibu Megawati Soekarnoputri. Saya hadir waktu itu, saya bersaksi yang datang ke Prabowo itu kawan-kawan dari PDIP. Yang datang mereka, datang ke saya untuk meyakinkan Prabowo untuk jadi calon wakil presiden Ibu Megawati Soekarnoputri,” ucapnya.
“Waktu itu saya jadi tim sukses Ibu Mega dan hampir tiap hari saya di Teuku Umar di rumahnya Ibu Mega sering ketemu Mas Taufik almarhum. Dan kemudian kita sudah tahu 2014, 2019 kenapa saya sampikan ini, saya menjelaskan salah satu program Prabowo, kita semua sudah bertekad, sudah yel-yel untuk Prabowo Gibran menang satu putaran,” lanjutnya.