Ada Apa dengan Fahri Hamzah?

Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritik posisi pasangan calon presiden 1 dan 3 yang sejak awal sudah salah dan mengajak warga untuk aklamasi pilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md menilai sikap Fahri Hamzah membingungkan.”Kalau Fahri Hamzah mau ngomong seperti itu, sebetulnya rakyat justru bingung dengan sikap Fahri. Dulu dan Fahri itu mencaci maki Pak Jokowi, caci maki apa yang tidak keluar dari mulut Fahri Hamzah, tapi tiba-tiba dia mendukung Pak Jokowi itu yang orang kemudian berfikir ada apa dengan Fahri Hamzah,” kata Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani, kepada wartawan, Senin (25/12/2023).

Benny kemudian menyindir pujian yang dilakukan Fahri. Menurutnya pikiran Fahri hanya tentang kekuasaan.

“Ternyata pujian itu hanya karena Fahri mendukung pasangan calon presiden yang didukung oleh Pak Jokowi, nah kalau itu ya isi pikiran dan isi perut Fahri bisa terukur, jadi isi pikiran dan isi perut Fahri itu hanya bisa selesai dengan kekuasaan,” kata dia.

Benny menyebut dulu Fahri Hamzah yang kritis terhadap pemerintah kini membisu. Hingga sekarang, kata dia, menjadi pihak yang paling kritis terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden lain.

“Ini kan menyedihkan bagi Fahri Hamzah yang dulu dikenal kritis tiba-tiba jadi dia membisu, kemudian sekarang mau bicara seolah-olah so criticism justru karena ingin menjatuhkan pasangan calon presiden yang lain, nggak begitulah berpolitik itu,” tutur dia.

Menurut Benny, pihak Ganjar-Mahfud yang paling konsisten. Sebab, menurutnya, tidak ada kritikan yang dilakukan terhadap apa yang dilakukan Jokowi.

“Jadi berpolitik itu tidak sedungu cara berpikir Fahri Hamzah, kalau di pihak kami justru konsisten kok. Kami sampai hari ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi adalah yang terbaik bagi bangsa ini, nggak ada kritisme kepada apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi,” ucap dia.

Benny menyebut karya besar yang dilakukan Jokowi tidak akan pernah dikhianati oleh Ganjar-Mahfud. Dia menyebut saat ini yang terjadi hanya perbedaan pilihan pasangan.

“Kita hanya berbeda di pasangan calon presiden dan wakil presiden, tapi hal-hal yang sangat ideologis, karya besar yang dikerjakan oleh Pak Jokowi itu nggak akan pernah kita khianati, Pak Jokowi itu dalam pandangan saya itulah yang terbaik dalam sejarah kepemimpinan nasional setelah Bung Karno,” sebut dia.

“Kalau Ibu Mega memang nggak bisa dihitung karena kepemimpinannya kan terbatas hanya tiga tahun dulu ya, jadi kalau kememimpinan yang genap lima tahun bahkan sepuluh tahun tidak ada kepemimpinan terbaik untuk jabatan presiden itu yang bisa menandingi Bung Karno dan Jokowi, nggak ada,” sambungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *