Stasiun TV penyelenggara debat kedua Pilpres 2024 buka suara terkait polemik 3 mikrofon yang digunakan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat proses debat berlangsung. Pihak stasiun TV memastikan tidak memberikan keistimewaan bagi salah satu peserta debat.
“Konsorsium penyelenggara yang terdiri dari Transmedia, KompasTV dan BTV tidak memberikan keistimewaan/preferensi perlakuan pada calon mana pun,” bunyi keterangan Stasiun TV penyelenggara yang dibagikan oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari, pada Senin (25/12/2023).
Stasiun TV penyelenggara memastikan debat dilaksanakan terbuka dengan arahan dari KPU. Mereka mengatakan debat dilaksanakan juga setelah berdiskusi panjang dengan tim pasangan calon, mulai dari materi debat hingga jenis mikrofon yang digunakan.
“Prinsip utama yang dimintakan KPU adalah kesetaraan dan keadilan bagi seluruh peserta, untuk memastikan pesan dalam debat sampai pada publik dengan cara sebaik-baiknya. Ini termasuk jatah waktu penyampaian, jumlah tim pendukung, sampai dengan tone dan volume mikrofon,” paparnya.
Selain itu, pihak Stasiun TV penyelenggara mengungkap jika semua cawapres memang mengenakan 3 mikrofon. Hal itu, bertujuan untuk antisipasi jika ada salah satu mikrofon yang tidak menyala.
“Pemakaian tiga lapis devices ini juga telah menjadi standar yang makin banyak dipakai penyelenggara siaran live event prominen sebagai bentuk kewaspadaan bilamana terjadi malfungsi alat saat acara berlangsung,” jelasnya.
Berikut 3 lapis device yang dimaksud:
1. Mikrofon skin tone countryman, yang menempel di pipi melalui cantolan telinga dan kabelnya melingkar di belakang leher peserta serta transmitter bodypack yang di pasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta.
2. Clip-on bodypack, menempel di baju juga dengan transmitter bodypack, yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta.
3. Mikrofon tangan WHM (wireless handheld microphone) diletakkan di tiap podium peserta.
Lebih lanjut, pihak Stasiun TV penyelenggara mengungkap dari hasil evaluasi debat perdana, KPU meminta untuk disiapkan antisipasi akses audio berlapis. Hal itu, guna memastikan problem audio tidak terjadi.
“Dinamika debat dan mobilitas peserta di atas panggung, bisa saja jadi penyebab malfungsi alat sehingga mikrofon terpasang tak bisa berfungsi normal. Keputusan memakai 3 lapis devices sekaligus ditujukan agar tiap lapis alat dapat menjadi cadangan, jika alat yang lain bermasalah,” ungkapnya.
Mereka juga menjelaskan jika pada saat pelaksanaan debat berlangsung, clip-on mic milik cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sempat terlepas. Hal itu diduga karena Cak Imin mengalungkan sarung di lehernya.
Meski begitu, kualitas suara Cak Imin masih tetap terdengar, lantaran adanya dua cadangan mikrofon lainnya.
“Ketiga tim peserta memahami dan menyepakati seluruh detil pengaturan event yang telah didiskusikan berkali-kali secara maraton dengan konsorsium penyelenggara,” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, Roy Suryo mencuit soal Gibran Rakabuming Raka. Roy menyebut Gibran mengenakan 3 alat saat debat cawapres.
Dilihat detikcom, dalam akun X nya, Roy Suryo meminta KPU untuk berlaku adil kepada semua peserta debat. Roy menyebut jika Gibran mengenakan 3 alat saat debat, diantaranya clip on, hand held, dan earphone.
“Kemarin sudah saya duga, untuk menghindari cheating, sebaiknya next KPU adil. Kenapa si nomor 2 ini sampai gunakan 3 (tiga) mic sekaligus: 1. Clip-on, 2. Hand-held & 3. Head-set? Apa gunanya juga ada Earphone ? Siapa yang bisa feeding ke telinganya? Mengapa 2 calon yang lain beda? Ambyar,” tulis Roy Suryo. EYD sudah disempurnakan.