Kisah Pak Yoyo Setia Jualan Parsel di Barito di Tengah Ramai Toko Online

Kemudahan platform online bagi pelaku UMKM dirasakan oleh sejumlah pedagang. Namun, salah satu pedagang parsel di Pasar Barito masih mengandalkan toko offline sejak buka lapak di tahun 1983. Apa alasannya?

Adalah Yoyo (74), salah satu pedagang parsel di Pasar Barito yang ogah nyemplung ke platform online untuk menjajakan dagangannya. Dia mengatakan berjualan online merepotkan, apalagi harus adu harga.

“Nggak, saya tidak mau repot, kalau mau beli barang saya, datang. Terima pesanan lewat telepon, malah saya spesialkan, antar ke rumah, kita menghormati karena mau pakai jasa saya,” kata Yoyo, kepada wartawan, Rabu (12/12/2023).

Yoyo tak tertarik membuka toko online di e-commerce. Selain kurang paham, dia juga merasa harus adu harga dengan pelapak lain.

“Saya nggak tertarik karena online tuh beradu harga, berani atau tidak, gitu aja. Online kan beradu harga. Entar kalau pusing-pusing, tanggal 12, bulan 12, 50 persen, jebret, tapi kan harus mau ngikutin. Nah saya nggak mau diatur kayak gitu. Selain nggak paham, saya tuh orang yang nggak mau diperintah. Saya mau merdeka,” ucap Yoyo.

Kendati demikian, maraknya sistem bayar secara online baik transfer maupun QRIS tak bisa Yoyo hindari. Dengan bantuan sang anak, dia menyediakan sistem pembayaran transfer bank.

“Transfer bisa, saya menggunakan transfer. Ya saya bisanya seperti ini, keahlian bapak cuma ini, sekolahnya rendah tidak tinggi seperti anak sekarang,” ujar Yoyo.

Terkait penjualan, dia mengatakan tokonya selalu ramai. Yoyo sejak dulu memang berjualan parsel, tidak pernah berganti-ganti dagangannya.

“Saya alhamdulillah kalau parsel hampir setiap hari laku. Kalo nggak laku ya gimana kita kehidupannya. Nggak putus, nggak ada musiman. Jadi dari dulu tetep (jualan)” kata Yoyo sambil tersenyum.

Walau pesanan jelang Natal dan Tahun Baru mulai berdatangan, namun menurutnya oderan tak seramai momen Lebaran beberapa waktu lalu.

“Oh ada (peningkatan), tapi karena di Jakarta Selatan ini ya termasuk lebaran itu ramai. Kalau Natal-Tahun Baru kan di kota, ya beda beda, kamu coba ke kota ramai banget sekarang,” ungkap Yoyo.

“Masih jauh sama Lebaran ya, karena kan kalau Lebaran tolerannya tinggi ada ngasih sana, ngasih sini. Kalau Natalan kan tertentu, beda di situ aja,” sambungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *