Superstar MotoGP Marc Marquez percaya bahwa keputusannya meninggalkan Honda sudah tepat. Menurut dia, langkah itu menguntungkan semua pihak.
Marquez dan Repsol Honda resmi berpisah setelah 11 tahun. Selama periode itu, kesuksesan besar telah dicapai dengan memenangi enam titel juara dunia MotoGP. Marquez bahkan pernah mendominasi total kejuaraan saat merengkuh titel juara dengan rekor poin 420 di 2019.
Namun, kecelakaan Marquez di Jerez tiga tahun lalu mengubah peruntungan Honda. Pabrikan Jepang itu terus menerus mengalami kesulitan, sehingga gagal bersaing dengan rival-rivalnya sampai sekarang.
Marquez menyerah dan akhirnya memutuskan hengkang dari Honda jelang balapan di Mandalika, Oktober silam. Sementara itu Honda telah menggaet Luca Marini dari VR46 Racing untuk mengisi kursi balap yang ditinggalkan Marquez.
Marc Marquez mengungkapkan, kepergiannya dari Honda menjadi win-win situation. Pabrikan Jepang itu untung karena bisa menghemat biaya agar lebih maksimal dalam mengembangkan motornya, sedangkan Marquez mendapatkan kesempatan menghidupkan kariernya di tempat lain.
“Aku ingin perpisahannya dilakukan secara ramah dan kekeluargaan, mengingat hubungan yang kumiliki dengan Honda,” sahut pemilik delapan titel juara dunia balap motor ini kepada AS.
“Itu adalah keputusan yang besar, dan kupikir kedua pihak diuntungkan. Proyek yang sedang dilajalankan Honda, dalam situasi yang sekarang, tidak masuk akal untuk memiliki pebalap dengan bayaran tertinggi di atas lintasan.”
“Kalau aku tidak terus terang, aku bisa saja bertahan, mendapatkan bayarannya dan menunggangi motor dengan nol tekanan. Namun uang itu sebaiknya dialokasikan seluruhnya untuk proyeknya, karena Honda adalah Honda dan mereka akan kembali kompetitif dengan atau tanpa aku,” lugas Marc Marquez.