Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mendorong desa wisata agar menonjolkan keunikan dan ciri khas masing-masing. Upaya ini dilakukan untuk membangun citra desa yang otentik sekaligus menarik perhatian wisatawan.
“Desa wisata, pasti harus mengedepankan keunikan desa, keunikan alamnya, keunikan budayanya, keunikan keseniannya, dan segala keunikan lainnya. Sektor wisata kini menjadi salah satu strategi utama desa untuk meningkatkan pendapatan warga, melindungi lingkungan dan juga menjaga kerukunan warga,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/11/2023).
Adapun hal tersebut disampaikan saat memberikan penghargaan dan hadiah kepada desa yang masuk 15 besar dalam dua kategori Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) 2023. Diketahui Malam Apresiasi Pemenang LDWN 2023 dilaksanakan di Mataram, Nusa Tenggara Baray (NTB) pada Jumat (24/11) malam.
Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu menjelaskan ajang LDWN 2023 ini meneruskan upaya yang telah dilakukan pada tahun 2019 dan 2022.
“Lomba ini bermanfaat untuk mengapresiasi upaya desa, dalam mengembangkan desa wisata, serta mempromosikan keunikan dan keindahan desa wisata, kepada khalayak lebih banyak. Ayo berwisata ke desa saja,” tuturnya.
Pada malam apresiasi pemenang LDWN ini, Gus Halim juga menyerahkan secara simbolis bantuan sarana pendukung Desa Cerdas berupa satu set komputer dan printer. Selain itu juga diberikan dana pendukung sebesar Rp 20 juta setiap tahun kepada peserta program Desa Cerdas.
“Malam ini Desa Cerdas Fase I yaitu 5 desa dari Kabupaten Sumbawa siap menerima sarana ruang komunitas Digital Desa yang akan dikirim langsung dari gudang produksi ke desa-desa yang terpilih,” katanya.
Gus Halim juga mengapresiasi kepala daerah yang berkomitmen mendukung pengembangan desa wisata. Profesor Kehormatan Unesa Surabaya ini berharap para kepala daerah semakin kuat berkomitmen dalam membangun desa.
“Semoga para pemenang semakin berkualitas membangun wisata berkelanjutan. Semoga para kepala desa semakin bersemangat mendukung BUMDesa wisata,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Halim meminta desa mendinamiskan kelembagaan dan budaya desa. Sehingga adaptif dan mampu menyesuaikan perkembangan lingkungan.
Saat ini desa-desa wisata mencakup jenis wisata yang meriah. Di antaranya yakni wisata danau dan laut, pantai, pegunungan, hutan, sungai, air terjun, air panas, embung, kolam pemandian umum, taman, budaya, seni dan tradisi, sejarah dan religi, dan kuliner.
“Desa wisata harus mengedepankan wisata yang berkelanjutan dan mendukung SDGs Desa tujuan ke sembilan yakni infrastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan,” kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Sebagai informasi pada malam apresiasi ini, sejumlah bupati yang desanya masuk 15 besar pada dua kategori ini turut hadir untuk menerima penghargaan atas dedikasi dan komitmennya dalam pengembangan desa wisata di wilayahnya masing-masing.
Diketahui LDWN 2023 diluncurkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sejak Agustus lalu. Sedikitnya 30 desa masuk 15 besar di masing-masing kategori. Yakni kategori desa dengan status IDM berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal, serta kategori desa mandiri dan maju.
Adapun 30 desa yang masuk 15 besar masing-masing secara berurutan berdasarkan kategori yakni untuk kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal adalah Desa Waetuwo (Wajo), Desa Kiluan Negeri (Tanggamus), Desa Guci (Tegal), Desa Partungko Naginjang (Samosir), Desa Lukpanenteng (Banggai Kepulauan), Desa Labengki (Konawe Utara), Desa Melung (Banyumas), Desa Lifuleo (Kupang), Desa Golo Loni (Manggarai Timur), Desa Kalipelus (Pacitan), Desa Tanjung Lanjut (Muaro Jambi), Desa Bantayan (Aceh Utara), Desa Bangsri (Blora) dan Desa Iso (Maluku Tenggara).
Sedangkan untuk desa yang masuk 15 besar kategori desa mandiri dan maju yakni Desa Ketapanrame (Mojokerto), Desa Kaduela (Kuningan), Desa Panaikang (Sinjai), Desa Hendrosari (Gresik), Desa Jatimulyo (Kulonprogo), Desa Senaru (Lombok Utara), Desa Kare (Madiun), Desa Dumaring (Berau), Desa Jangglengan (Sukoharjo), Desa Plajam (Jepara), Desa Tunggulrejo (Karanganyar), Desa Buku (Polewali), Desa Karang Kemiri (Banyumas), Desa Penarungan (Badung) dan Desa Puspamukti (Tasikmalaya).
Selain itu untuk desa wisata favorit pada kategori desa berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal diraih oleh Desa Guci di Kabupaten Tegal. Sedangkan untuk desa favorit pada kategori desa mandiri dan maju diraih oleh Desa Ketapanrame di Kabupaten Mojokerto.