Jepang terus memperluas cakupan jaringan perkeretaapian di negaranya. Salah satu stasiun terbaru yang dibangun Jepang ialah Stasiun Toranomon Hills. Menariknya, stasiun yang dibangun di bawah tanah jalan nasional Jepang itu tak menimbulkan kemacetan di sekitar lokasi.
Dalam program fellowship MRT Jakarta selama 11-18 November 2023, berkesempatan menyambangi Stasiun Toranomon Hills di Minato, Jepang yang dibangun tepat di bawah tanah Sakurada-dori Avenue (rute nasional 1). Dengan kata lain, stasiun tersebut dibangun tepat di bawah tanah persimpangan jalan padat yang kerap dilalui kendaraan bermotor.
Stasiun Toranomon Hills terletak di antara Stasiun Kasumigaseki dan Stasiun Kamiyacho serta masuk ke dalam Jalur kereta bawah tanah Tokyo Metro Hibiya. Ini merupakan stasiun ke-180 yang dibangun di seluruh jalur Tokyo Metro.
“Stasiun Toranomon Hills dibuka setelah 56 tahun pembukaan jalur kereta bawah tanah Tokyo Metro Hibiya,” kata Project Manager Construction Toranomon Hills Station, A Hase dalam kunjungannya.
Konstruksi serta desain pengerjaan stasiun dikerjakan oleh organisasi semi pemerintah di bawah Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLITT) Jepang, Urban Renaissance (UR) Agency. Pengerjaan konstruksi dilakukan sejak 2016 silam.
Saat ini, Stasiun Toranomon yang terkoneksi dengan dua gedung multifungsi itu telah mulai beroperasi, meskipun pekerjaan konstruksi belum 100 persen rampung. Dua gedung itu adalah Toranomon hills blok A-2 dan Toranomon HIlls Station Tower yang sudah terbangun sebelum keberadaan Stasiun Toranomon.
Di dalam gedung serbaguna itu terdapat area retail, perkantoran hingga rumah sakit. Bahkan, stasiun hanya bisa diakses melalui pintu masuk gedung-gedung tersebut.
“Stasiun ini meningkatkan fungsi pusat transportasi dan koneksi ke bangunan yang ditata kembali,” terangnya.
“Pintu masuk dan keluar stasiun terkoneksi dengan bangunan,” sambungnya.
Yang menarik dari pembangunan stasiun baru di Tokyo itu adalah prosesnya tak menimbulkan kemacetan. Dari atas memang terlihat kendaraan bermotor masih leluasa melintas di jalan nasional. Meski begitu, alat-alat konstruksi tetap berada di jalur pedestrian sehingga lintasan bagi pejalan kaki yang terproteksi disiapkan di samping jalan raya.
“Tidak ada pengalihan rute (jalan raya) akibat pembangunan stasiun bawah tanah ini,” jelas Hase.
Rute Kereta Tetap Normal Selama Pembangunan
Hase juga menjelaskan selama konstruksi berlangsung, rute kereta tetap berjalan normal dan tak mengganggu layanan. Hase berujar, pengerjaan konstruksi dilakukan selama 3 hari per hari demi meminimalisir gangguan pelayanan.
“Konstruksi hanya dilakukan selama 3 jam per hari pada tengah malam sehingga tidak ada gangguan terhadap layanan (perkerataapian) selama tahap konstruksi berlangsung,” terangnya.
Pembangunan stasiun ini ditargetkan rampung seluruhnya pada 2027 mendatang. Stasiun ini terdiri dari dua lantai, yaitu area peron dan jalur kereta bawah tanah serta area concourse.
Stasiun menempel serta menjadi penguhubung dua gedung. Selain itu, konektivitas juga terbangun melalui keberadaan plaza di atas jalan nasional. Plaza ini merupakan area terbuka bagi publik yang ditanami banyak pepohonan.