Sertu Miksem RK Banfatin, Babinsa Desa Oebesi, Kodim 1604/Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) diusulkan untuk Soedirman Awards 2023. Miksem diusulkan atas inovasinya membuat mesin perontok jagung untuk memudahkan pekerjaan petani di daerah binaannya.
Sertu Miksem membuat mesin perontok jagung ini sejak satu tahun yang lalu. Dia prihatin dengan petani yang harus merontokkan jagung secara manual dengan tangan.
“Manual saja, pakai tangan saja. Itu butuh waktu yang lama, dengan alat itu bisa memudahkan, bisa satu dua hari selesai kalau dia banyak,” kata Miksem.
Mesin perontok jagung ini memang ada dijual di pasaran. Akan tetapi, di Desa Oebesi, belum ada warga yang memiliki mesin tersebut. Miksem kemudian merakit sendiri alat perontok jagung tersebut.
“Alat itu bentuknya dari pipa. Saya rancang sendiri. Masyarakat untuk merontokkan jagung itu susah cari alat, makanya saya berpikir untuk membantu mereka dengan alat itu. Kalau musim panen mereka butuh, saya bawa alat,” kata Miksem.
Miksem belajar sendiri membuat alat tersebut. Dia juga mengandalkan temannya untuk bertanya tentang masalah mesin.
“Waktu itu saya berpikir bagaimana saya belajar dari teman-teman, sehingga bisa berinovasi ini, bagaimana mereka bisa cepat, mereka jual (jagung) untuk ekonomi mereka,” tutur dia.
Sebelum adanya alat perontok jagung ini, biasanya petani merontokkan jagung secara manual. Miksem menyebut 1 ton jagung, membutuhkan waktu satu minggu lebih untuk merontokkan dengan tangan. Kini, hanya butuh 2-4 hari untuk 4 ton jagung.
“Bisa 2-3 hari selesai kalau jagungnya banyak, untuk jagung 3-4 ton. Dulu itu makan waktu lama, (warga) mengeluh,” kata dia.
Miksem menyebut mayoritas warga binaannya adalah petani jagung. Dia juga membatu warga untuk modal pembibitan, perawatan hingga meminjamkan mesin perontok jagung.
“Kalau (untuk) saya tinggal pengeluaran berapa potong, sisanya untuk mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Kalau di wilayah saya (mayoritas) petani jagung, karena mereka punya daerah berbukit-bukit, jadi susah menanam padi, jadi jagung saja,” kata dia.
Ada 2 alat perontok jagung yang dimiliki Sertu Miksem. Bagi petani yang membutuhkan, mereka bisa meminjam kepada Sertu Miksem.
Miksem membuat alat itu dengan dana pribadinya. Satu unit alat perontok jagung itu dirakit Miksem menghabiskan dana sekitar Rp 1,6 juta.
“Uang pribadi, yang saya buat uang pribadi semua, tidak ada sumbangan. Bagaimana saya bisa membantu masyarakat saya,” jelasnya.
Sertu Miksem juga melaporkan inovasinya membuat alat perontok jagung ini kepada Kodim Kupang. Miksem menyebut dia mendapatkan respons yang positif dari pimpinannya.
“Ini saya waktu saya buat itu, saya koordinasi ke Kodim untuk mereka sampaikan saya apakah ada inovasi baru, ini yang saya buat untuk masyarakat saya membutuhkan ini supaya meringankan pekerjaan mereka dan memudahkan mereka untuk penambahan ekonomi mereka, kebutuhan mereka sehari-hari di desa,” pungkasny.