Menpora Dito Ariotedjo mengapresiasi langkah PBSI membentuk tim Pokja untuk Olimpiade Paris 2024. Langkah ini patut didukung karena badminton masih menjadi andalan untuk multievent terbesar sejagat raya tersebut.
Ya, meskipun bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang gagal menyumbangkan medali di Asian Games 2023. Cabang olahraga tepok bulu itu tetap menjadi harapan Indonesia untuk menyumbangkan medali di Paris 2024.
Sejauh ini, tercatat hanya ada tiga cabang olahraga yang langganan menyumbang medali Olimpiade bagi Indonesia. Selain bulutangkis, ada angkat besi, dan panahan.
“Pastinya (masih jadi andalan di Olimpiade). Makanya kemarin kami sempat komunikasi juga. Alhamdullilah juga mungkin bisa dibaca, PBSI merilis 16 evaluasi. Pada poin ke-16 yang terakhir saya melihat bahwa PBSI langsung membuat tim Pokja khusus olimpiade yang dipimpin oleh Pak Sekjen (Fadil Imran),” kata Dito kepada pewarta seusai menghadiri Festival Pemuda Indonesia di Kantor Kemenpora, pada Sabtu (14/10/2023) sore.
“Ini mungkin langkah cepat yang harus diapresiasi juga kepada PBSI dalam rangka mempersiapkan Olimpiade. Karena badminton memang selalu menjadi andalan kita di Olimpiade,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala bidang Pembinaan PBSI Rionny Mainaky menyebut tim Pokja dibentuk dalam usaha meraih kesuksesan di Olimpiade Paris 2024. Tim Pokja PBSI itu melibatkan Fadil Imran sebagai pemimpin, juga dokter, profesor, sports science, dan pakar motivasi. Selain itu ada pula legenda bulutangkis, juga peraih medali emas Olimpiade. Salah satu yang sudah bergabung ialah legenda hidup bulutangkis Christian Hadinata.
“Kalau tim Pokja kami bentuk staf dulu ya. Memang harus tim ini dulu. Setelah terbentuk, siapa-siapa kan jelas, jadi anak-anak bisa komunikasi atau apa, bisa lebih jelas,” kata Rionny saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.
Berangkat dari itu, ia bersama pelatih juga akan menyiapkan tim inti untuk Olimpiade. “Kami belum bisa tetapkan karena semua pemain kan berpeluang. Ada lima sektor.”
“Jika sudah ditetapkan maka akan lebih enak, saya bisa atur lagi latihannya, disiplinnya, dan hal lain bersama-sama. Sekarang kan masih terbagi-bagi. Walau begitu, saya meminta walau terbagi tetap jalankan latihan dan saat meeting kasih masukan supaya terkontrol secara serius.”
“Karena tak cukup jika begini-begini terus. Saya juga minta ke atlet agar jangan menunggu pelatih, tapi minta (untuk programnya). Nanti kita lihat, misal dari tunggal atau nomor apapun, oh ini sudah lolos dua orang, maka sisanya sebagai sparring. Cuma ini belum saya tetapkan, meskipun rencananya seperti itu,” ujar Rionny ketika itu.