Federasi Sepakbola Inggris (FA) batal mewarnai Stadion Wembley dengan bendera Israel saat laga kontra Australia. Federasi Israel mengkritik langkah itu.
Stadion Wembley awalnya bakal ditembakkan cahaya bendera ‘Bintang Daud’ dalam duel Inggris vs Australia. Rencana itu dibahas FA bersama UEFA menyusul serangan militer Hamas ke wilayah Israel.
Rencana FA ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan publik Inggris. Ada yang mendukung langkah itu, tapi banyak pula yang menyatakan dukungannya kepada Hamas dan Palestina dengan menggelar demonstrasi di London.
Pada akhirnya, FA memilih mengurungkan niatnya mewarnai bendera Israel di Stadion Wembley pada pertandingan hari Sabtu (14/10/2023) dini hari WIB. FA hanya memberi momen mengheningkan cipta dan ban kapten hitam demi menghormati para korban tewas dalam konflik Hamas dan Israel.
“Setelah berdiskusi dengan mitra dan pemangku kepentingan eksternal, kami hanya akan mengizinkan bendera, replika seragam, dan representasi kewarganegaraan lainnya untuk negara yang bertanding di dalam Stadion Wembley, untuk pertandingan mendatang melawan Australia (13/10) dan Italia (17/10),” begitu pernyataan resmi yang dirilis FA.
Federasi Sepakbola Israel (IFA) mengecam keputusan FA yang membatalkan rencana mewarnai Stadion Wembley dengan bendera Israel. Ketua IFA, Moshe Zuares, menuding FA ‘takut’ menyalakan api di tengah pro-kontra masyarakat Inggris.
“Ada saat-saat dalam sejarah ketika kebenaran itu tunggal, tajam dan jelas. Begitulah saat ini. Lebih dari 1.200 anak-anak, bayi, perempuan, laki-laki dan orang tua dibantai oleh musuh yang biadab, yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Satu-satunya dosa para korban adalah mereka warga negara Israel,” tulis Zuares dalam pernyataan resmi IFA.
“Mereka yang takut menerangi stadion untuk mengenang orang-orang yang terbunuh dan demi kebenaran sejarah, karena alasan yang tidak dapat dipahami sama sekali dan mungkin lebih baik tidak mencobanya, berada dalam masa yang lebih gelap daripada negara saya saat ini,” dia menambahkan.
“Jika hal ini terjadi pada FA sebuah negara yang selalu tahu bagaimana menjadi mercusuar moral bagi dunia bebas, maka hal ini akan lebih mengecewakan lagi. Saya mencoba menjelaskan hal ini kepada rekan-rekan saya di FA Inggris beberapa kali dalam beberapa hari terakhir, tetapi mereka bersikeras untuk tidak memahaminya. Sekarang merekalah yang perlu menjelaskan,” pungkasnya.
Para pejabat senior FA dikabarkan khawatir terhadap persepsi mereka memihak dalam konflik Timur Tengah. Langkah FA sangat kontras dengan Keluarga Kerajaan Inggris – Raja dan Pangeran serta Putri Wales yang dengan tegas mengutuk aksi terorisme di Israel.