Presiden Rusia Vladimir Putin mengomentari serangan darat Israel yang diperkirakan akan segera terjadi di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Putin menyebut serangan darat akan menyebabkan jatuhnya korban sipil yang “tidak bisa diterima”.
“Penggunaan alat-alat berat di wilayah permukiman adalah masalah kompleks yang penuh dengan konsekuensi serius,” kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi Rusia. “Yang paling penting, korban sipil benar-benar tidak bisa diterima,” cetusnya, Jumat (13/10/2023).
Rusia sendiri telah melakukan apa yang disebutnya sebagai operasi militer di Ukraina sejak Februari 2022, yang dilaporkan telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas.
“Yang paling penting saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah,” ujar Putin, seraya menambahkan bahwa negaranya “siap berkoordinasi dengan semua mitra konstruktif.”
Pada tanggal 7 Oktober lalu, ratusan orang bersenjata Hamas menerobos pagar perbatasan di sekitar Jalur Gaza dan masuk ke Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 150 orang.
Israel membalas dengan menyerang target-target di Gaza dengan ribuan amunisi, dalam serangan yang merenggut lebih dari 1.400 nyawa – 500 di antaranya anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Rusia sejauh ini, dengan hati-hati mengecam kekerasan yang dilakukan kedua belah pihak, dan fokus menyalahkan Amerika Serikat atas konflik tersebut.
Fakta bahwa tragedi berskala besar terjadi di sana adalah akibat dari kegagalan kebijakan Amerika Serikat, kata Putin pada hari Jumat (13/10).