Nusron Yakin Pertemuan Jokowi-SBY Tanda Restu ke Koalisi Prabowo

Politikus senior Partai Golkar, Nusron Wahid, mengomentari pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor kemarin. Nusron menganggap pertemuan itu menunjukkan Jokowi telah merestui gabungnya Demokrat ke koalisi Prabowo Subianto.

Awalnya Nusron mengungkap bahwa Demokrat sempat ingin mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Keinginan itu akhirnya gagal karena ditolak oleh PDIP.

“Yang saya tahu tahun 2019 Pak Jokowi itu sudah ketemu dengan Pak SBY dan akan mendukung Pak Jokowi. Ya karena waktu itu ketua koalisinya PDIP waktu itu PDIP tidak ngasih kesempatan. Ya waktu itu kan yang mengatur semua Pak Hasto, yang mau daftar ke KPU,” kata Nusron dalam diskusi Adu Perspektif bersama Total Poltiik, Rabu (4/10/2023).

“Pada malam Jumat, kan daftar Jumat pagi, pengumuman kan Kamis malam, sore menjelang magrib di Plataran, yang saya nungguin Mahfud. Itu sebetulnya saya dapat informasi dan saya tanya ke Pak Jokowi juga tahunya Pak Jokowi itu Demokrat ikut mendukung, tapi ternyata pagi itu Demokrat itu tidak ikut daftar, konon katanya tidak diundang oleh ketua koalisi, ya Pak Hasto pada saat itu, ditolak. Tidak ada pilihan lain kecuali SBY waktu itu kemudian mendukung Pak Prabowo, padahal pengin dukung Pak Jokowi,” tambahnya.

Selanjutnya, Nusron mengatakan pertemuan Jokowi dan SBY sebetulnya biasa-biasa saja. Yang jadi tidak biasa adalah pertemuan ini terjadi usai Demokrat bergabung Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo.

“Tapi itu sudah berlalu, yang jelas sekarang.. Artinya Pak Jokowi sebagai kepala negara bertemu dengan Pak SBY sebagai sesama kepala negara sebelumnya itu adalah sesuatu hal yang biasa, apalagi dalam rangka bertemu menjelang transisi pemerintahan mendatang yang kebetulan partai Pak SBY yaitu Demokrat juga mendukung koalisi yang dalam tanda petik anggota koalisi itu semuanya anggota kabinetnya Pak Jokowi, yang namanya koalisi ‘Koalisi Indonesia Maju’,” ujarnya.

“Hanya Partai Demokrat loh dalam Koalisi Indonesia Maju yang bisa maju, yang tidak pendukungnya, kabinetnya Pak Jokowi. Malah justru di partai koalisi sebelah ada dua partai yang ada dalam kabinetnya Pak Jokowi, satu yang tidak yang mengklaim dirinya sebagai perubahan. Artinya ini pertemuan yang harus kita patut apresiasi dan respek dan lebih indah lagi kalau seandainya kalau diimbangi dengan pertemuan Pak Jokowi, ada Pak SBY dan kemudian ada Bu Megawati, indah betul,” sambungnya.

Kemudian, dia percaya Jokowi telah merestui bergabungnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju.

“Bahkan ini pertanda Pak Jokowi merestui koalisi yang anggotanya ada partai Pak SBY,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *