Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati meyakini kelompok separatis teroris (KST) di Papua bisa diselesaikan sampai ke akarnya. Ia mengatakan keberadaan KST dapat memancing militer negara lain masuk Papua.
“Separatisme Papua yang tak kunjung tuntas bisa saja memancing kekuatan militer negara lain yang memiliki aset atau investasi di Papua. Dengan alasan melindungi aset dan investasinya, maka kekuatan militer negara tersebut bisa saja masuk ke wilayah NKRI,” ujar Susaningtyas dalam keterangannya, Rabu (4/10/2023).
Susaningtyas khawatir pergerakan separatis Papua ke wilayah NKRI dibungkus dengan isu ‘untuk perlindungan HAM’. Untuk itu, separatis Papua harus bisa ditangani segera.
“Memasuki tahun politik seharusnya separatisme Papua harus bisa diselesaikan secara tuntas pada tataran nasional dan internasional,” tambah Susaningtyas.
Susaningtyas menyebut Indonesia harus berkaca dari pengalaman negara lain, seperti Inggris menyelesaikan separatisme Irlanda, Spanyol menyelesaikan separatisme Catalunya, dan Sri Lanka menyelesaikan separatisme Tamil. Pengalaman-pengalaman tersebut dinilai dapat digunakan TNI untuk menyelesaikan separatisme Papua.
“Kekuatan separatisme Papua jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan separatisme Irlandia ataupun Tamil, sehingga di atas kertas dapat diselesaikan relatif lebih cepat,” imbuh Susaningtyas.
“Memasuki 2024 seharusnya TNI fokus berbenah diri untuk bisa menyelesaikan separatisme Papua. Dengan penyelesaian separatisme Papua secara komprehensif, maka kita semua dapat menyelenggarakan tahapan Pilpres, Pileg, dan Pilkada tanpa gangguan stabilitas keamanan dalam negeri sekaligus TNI dapat berkonsentrasi pada geopolitik kawasan,” lanjutnya.
Susaningtyas juga meminta TNI berbenah diri dengan lebih fokus pada geopolitik kawasan. Apalagi perang Rusia vs Ukraina turut berdampak pada intensitas di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Dengan alasan untuk mengimbangi pengaruh China di kawasan, maka kekuatan militer Amerika Serikat, kata Susaningtyas, sudah digelar di beberapa pangkalan militer di Filipina sejak 2022. Amerika juga gelar kekuatan di Darwin, Australia dan Papua Nugini.
“Kita paham Amerika Serikat menggunakan strategi containment untuk mengepung China. Namun TNI patut mencermati bahwa strategi containment yang semula ditujukan kepada China, bisa juga tiba-tiba berbalik ditujukan kepada negara lain di kawasan. Posisi kekuatan militer Amerika Serikat saat ini ada di sebelah Utara, sebelah Selatan, dan sebelah Timur wilayah NKRI,” lanjutnya.