Setiap anak yang dilahirkan ke dunia adalah karunia yang Tuhan titipkan bagi keluarga. Setiap orang tua juga mengharapkan anak-anak mereka untuk lahir dan tumbuh dengan sempurna serta sehat. Namun Tuhan berkehendak lain pada Rusina dan Jamhuriryani, pasutri yang tinggal di Desa Manarap Baru, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Keduanya dianugerahi anak ketiga, Noor Rizky, yang mengidap hidrosefalus di usia yang sangat belia. Terdapat cairan lebih yang ada di kepala Rizky hingga menyebabkan bagian kepalanya membesar. Hingga kini, Rizky telah menjalani lima kali operasi pengurangan cairan dari kepalanya.
“Ya Allah. Saat Rizky operasi, hanya saya yang menemani. Bapaknya harus bekerja. Hanya saat malam bapaknya mengantar uang ke rumah sakit, hasil kerja di bengkel. Saya harus meninggalkan anak yang dua lainnya. Waktu itu masih sekolah. Yang perempuan masih kelas 2 SD saat Rizky operasi. Mulai 15 hari puasa sampai Lebaran Rizky dirawat di rumah sakit. Jahitan operasi Rizky sempat lepas dan bernanah. Di rumah sakit berduaan sama Rizki saja sampai Lebaran. Saya menangis, orang merayakan lebaran di kampung, kami di sini,” tutur Rusina kepada tim berbuatbaik.id, Senin (25/9/2023).
Dengan kondisi demikian, Rizky yang kini berumur 5 tahun hanya mampu terbaring lemah. Segala kebutuhannya disiapkan sang ibu yang mendedikasikan seluruh waktu dan tenaganya demi Rizky.
Ada tantangan tersendiri saat Rusina harus memberikan Rizky susu. Sudah setahun ke belakang Rizky enggan minum susu melalui botol, hingga dokter putuskan untuk memasangkan selang bantuan atau NGT ke hidung Rizky.
“Kalau tidak memakai NGT, Rizky tidak mau minum susu menggunakan botol. Sudah setahun ini tidak mau mengedot. Padahal saya tidak tega melihat ketika hidungnya ditusuk saat pemasangan NGT. Perawat yang memasang menyuruh saya melihat bagaimana proses memasukkan selangnya, tapi anaknya kesakitan, saya tidak mau melihat. Tapi kalau tidak dipasang NGT, Rizky jadi kurus,” jelas Rusina lagi.
Apalagi muncul kekhawatiran Rusina akan kondisi Rizky yang belakangan sakit. Dia juga mencemaskan masa depan sang anak nanti.
“Saya kepikiran, seandainya saya yang meninggal duluan, siapa yang mengurus anak saya. Sedangkan yang mengerti anak hanya saya saja sebagai ibunya. Saya menguatkan diri. Sebenarnya hati saya rapuh, mau menangis melihat anak ini. Saya kuat-kuatkan saja” ucap dia sedih.
Semenjak Rizky sakit, Rusina memutuskan berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan buruh tani. Kebutuhan hidup keluarga pun kini ditanggung oleh sang ayah yang mengelola bengkel di depan rumahnya. Penghasilan yang didapatkan tak menentu, namun Jamhur pusatkan tenaganya dengan penuh ikhlas dan telaten memperbaiki motor para pelanggannya.
“Penghasilan tidak menentu, sebab saya tidak mau memperbaiki sepeda motor cepat-cepat seperti orang lain yang hasilnya kurang bagus. Bengkel lain mungkin bekerjanya cepat karena mengejar waktu. Tapi saya santai bekerjanya, asalkan hasilnya bagus. Rezeki sudah diatur. Bisa satu hari tidak ada yang memperbaiki motor. Tapi bisa suatu hari banyak sekali motor yang mengantri untuk diperbaiki, kerja siang sampai malam,” ungkap Jamhur siang itu.
Beruntungnya kedua pasangan ini dikaruniai kedua anak lain yang punya kebesaran hati untuk membantu. Putra sulung mereka, Naim kini berusia dua puluh tahun dan bekerja pada salah satu rumah penginapan di daerah setempat. Penghasilannya pun ia bagi untuk membantu perekonomian keluarganya. Sementara anak kedua mereka, Hikmah selalu membantu Rusina dalam merawat Rizky.
Keterbatasan yang dimiliki Rizky juga membuat dia memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Rizky memang tak mampu mengucapkan kata, namun ia masih merespons orang-orang di sekitarnya lewat ekspresi maupun kedipan mata.
“Kadang Rizky diajak bicara bisa menanggapi. Bisa memberi pertanda, kalau malam tertawa bahagia, besoknya ada orang datang, ada rezeki. Tapi kalau dia diam saja, sedang ada masalah. Bisa bersuara “ee ee”, kalau saya sudah datang temani, dia tidur tenang lagi. Kalau saya tinggalkan lagi, dia terbangun lagi. Kalau dia tengok kanan kiri ada orang, dia tidur lagi,” cerita sang ayah.
Meski harus tertatih merawat si bungsu, Rusina dan Jamhur terus berikhtiar. Demi kesembuhan sang anak, demi masa depan sang anak, mereka akan perjuangkan seluruhnya demi sang anak. Sahabat baik, kamu bisa bantu ringankan beban biaya pengobatan adik Rizky dengan cara Donasi ke berbuatbaik.id. Berapapun donasi yang kamu berikan, pastinya akan membantu. Donasi kamu pun akan 100% tersalurkan kepada Rizky tanpa potongan biaya apapun.
Bagi kamu yang sudah mengikuti campaign donasi dari kami, maka kamu akan mendapatkan notifikasi yang memuat informasi terkini dari para penerima donasi. Selain itu, #sahabatbaik yang memiliki komunitas juga dapat mendaftarkan komunitasmu untuk berkontribusi memberikan bantuan kepada para penerima donasi.
Mari ulurkan tangan demi bantu hidup mereka yang membutuhkan. Mulai berbuat baik sekarang, mulai berbuat baik hari ini!