KLHK Ungkap Masyarakat Bisa Hasilkan Cuan dari Kurangi Karbon, Caranya?

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan (LIKE). Mengusung tema besar ‘Masyarakat Sejahtera Alam Lestari’, festival ini dilaksanakan di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada 16-18 September 2023.

Ketua Pelaksana Festival LIKE Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PLH) KLHK Agus Justianto mengatakan salah satu rangkaian kegiatan dari Festival LIKE ini adalah Coaching Clinic yang terdapat di 4 Zona dengan berbagai tema yang berbeda.

“Coaching clinic dilaksanakan di masing-masing zona. Festival LIKE juga telah menyiapkan 30 tema substansi untuk kegiatan coaching clinic yang diharapkan dapat memberikan konsultasi gratis bagi masyarakat umum,” ucapnya pada saat pembukaan Festival LIKE, Sabtu (16/9/2023).

Salah satu substansi yang menarik pada Coaching Clinic di Zona A (Biru) dengan tema ‘Komitmen Energi Baru dan Terbarukan’ ini yaitu substansi nilai ekonomi karbon (NEK).

Staf Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Natalia mengatakan pada Coaching Clinic ini KLHK mendorong masyarakat umum, termasuk pengusaha dan industri untuk sama-sama menurunkan emisi gas karbon melalui nilai ekonomi karbon. Lewat hal ini, masyarakat dapat berkontribusi untuk membuka lahan yang nantinya akan menyerap emisi dari perusahaan.

“Nah, perusahaan akan membeli karbon yang diserap oleh masyarakat itu. Jadi, masyarakat mendapatkan uang dari perusahaan. Hal ini pun memberi ruang bagi masyarakat sehingga masyarakat sejahtera karena dapet uang, perusahaannya pun mengemasi tapi bisa memberikan bantuan kepada masyarakat untuk menyerap emisinya,”ujarnya.

“Itulah nilai ekonomi karbon, jadi kita mendorong masyarakat, pengusaha, industri untuk berkontribusi dalam penyerapannya,”tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan nilai ekonomi karbon ini sesuai dengan target NDC 2030 yaitu untuk menurunkan emisi. Ia mengimbau masyarakat untuk jaga hutan dan tidak menebangnya karena hutan dapat menyerap emisi karbon.

“Banyak yang bilang karena GRK bumi panas, naik suhu, dsb. Makanya masyarakat diimbau untuk jaga hutan, jangan ditebang, karena hutan itu bisa menyerap emisi,menyerap karbon”ujarnya.

Terakhir, pesan penting yang ia ungkapkan terkait Coaching Clinic Nilai Ekonomi Karbon ini adalah masyarakat dan perusahaan bisa saling bekerja sama dalam mewujudkan penurunan emisi karbon. Menurutnya, lewat Coaching Nilai Ekonomi Karbon dapat mempertemukan yang mengemisi dan yang tidak.

“Jadi dengan adanya nilai ekonomi karbon ini, perusahaan tidak perlu khawatir untuk emisi karena ada masyarakat yang menyerap sehingga diharapkan Industri tetap berjalan sedangkan lingkungan juga tetap sehat,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *