Di akhir pekan, timnas Jerman secara mengejutkan tunduk 1-4 melawan Jepang. Di balik hasil itu, ada pelajaran yang bisa dipetik timnas Indonesia
Jerman, juara dunia empat kali, cuma bisa membalas lewat Leroy Sane ketika gawangnya empat kali dijebol Jepang lewat Ayase Ueda, Junya Ito, Takuma Asano, dan Ao Tanaka dalam laga di Volkswagen Arena.
Itu merupakan kemenangan kedua beruntun Jepang atas Jerman. Sebelum Samurai Biru juga menang 2-1 melawan Jerman di Piala Dunia 2022.
Menurut Manajer Timnas Indonesia Endri Erawan, hasil itu mempertegas sebuah adagium klasik di sepakbola: bola itu bulat. Dengan kata lain tim-tim Asia, termasuk Indonesia, tidak boleh kalah sebelum tanding sekalipun lawannya adalah tim sekelas Jerman karena hasil diraih di atas lapangan, bukan di atas kertas.
“Artinya tidak ada yang tidak mungkin. Secara regenerasi itu penting,” kata Manajer Timnas Indonesia Endri Erawan kepada wartawan.
Ya, selain pelajaran bahwa tidak ada yang mustahil dalam sepakbola, perkara regenerasi juga bisa menjadi pelajaran lain yang dipetik dari kemenangan Jepang atas Jerman tersebut. “Pak Erick (Thohir, Ketum PSSI) sudah bilang, Jerman sekuat itu saja susah mencari bibit-bibit baru,” ujar Endri.
Kekalahan melawan Jepang membuat Jerman tidak pernah menang dalam lima pertandingan terakhirnya. Hal itu tak terlepas dari regenerasi yang belum berjalan mulus buat Jerman. Dari refleksi itu, Timnas Indonesia dianggap justru berada di dalam fase regenerasi yang berjalan dengan baik.
“Artinya kondisi berbalik ke timnas kita, saat ini tim U-23 merupakan skuad terbaik kami. Mereka siap menghadapi segala pertandingan,” ucapnya.
Timnas Indonesia U-23 saat ini sedang terlibat dalam kualifikasi Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda memulai dengan kemenangan 9-0 melawan Taiwan dan kini cuma butuh hasil seri melawan Turkmenistan untuk memastikan lolos.