Korban tewas akibat gempa Maroko lebih dari 2.000 orang. Pilu korban gempa yang mengguncang Maroko 6,8 SR, kini mencari orang tuanya hingga tidur di jalanan karena khawatir gempa susulan.
Diketahui, sejumlah warga Maroko menghabiskan malam kedua di jalanan usai gempa bumi berkekuatan M 6,8 menewaskan lebih dari 2.000 orang. Pihak berwenang memberi peringatan untuk mewaspadai gempa susulan.
Sementara itu tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban yang terperangkap.
(10/9/2023), berdasarkan pihak berwenang Maroko, sejauh ini sebanyak 2.012 orang tercatat tewas dan 1.404 lainnya luka parah. Namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah ketika timpenyelamat menggali puing-puing rumah yang runtuh di daerah terpencil di pegunungan High Atlas.
Di Marrakesh, kota terbesar yang dekat dengan pusat gempa dan merupakan daya tarik wisata utama, banyak keluarga yang menghabiskan Sabtu malamnya dengan berada di luar ruangan. Pihak berwenang memperingatkan warga untuk mewaspadai gempa susulan.
Sejumlah warga Maroko menghabiskan malam kedua di jalanan usai gempa bumi berkekuatan M 6,8 menewaskan lebih dari 2.000 orang. Pihak berwenang memberi peringatan untuk mewaspadai gempa susulan.
Pencarian Korban Terus Dilakukan
Tim penyelamat terus mencari korban gempa Maroko yang selamat. Mereka menghadapi tantangan untuk mencapai desa-desa yang terdampak paling parah di High Atlas, sebuah pegunungan terjal, di mana pemukiman terpencil dan banyak rumah hancur.
Bongkahan besar tebing pecah dan jatuh ke jalan dekat Moulay Brahim, sebuah desa sekitar 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, sebagian menghalangi jalan berkelok-kelok yang menghubungkan kota tersebut ke Pegunungan Atlas.
Warga Cari Orang Tua
Sejumlah warga masih mencari orang tuanya yang diduga tertimbun reruntuhan.
“Masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan. Orang-orang masih mencari orang tuanya,” kata seorang warga di kawasan Asni, Adeeni Mustafa, dilansir Reuters, Minggu (10/9/2023).
Hal itu disampaikan Adeeni sambil berdiri di tepi jalan yang sebagian tertutup batu besar. “Ada banyak jalan yang ditutup,” tambahnya.
Di Moulay Brahim, tenda darurat telah didirikan di lapangan sepak bola. Warga yang bermalam di luar memakai selimut.