Seorang pria ditangkap di Rwanda setelah ditemukannya lebih dari 10 mayat terkubur di sebuah lubang di dapur rumahnya di ibu kota Kigali, kata laporan polisi pada Rabu. Polisi mengungkap tersangka pembunuh berantai berusia 34 tahun itu memikat korban dari bar ke rumah kontrakannya di pinggiran kota Kigali.
Kamis (7/9/2023), media lokal mengatakan lebih dari 10 mayat telah ditemukan, dan sumber di Biro Investigasi Rwanda (RIB) mengatakan kepada AFP tanpa menyebut nama bahwa jumlah korban sejauh ini adalah 14 orang.
Juru bicara RIB Thierry Murangira menolak mengkonfirmasi angka tersebut, dan mengatakan kepada AFP bahwa “jumlah akhir akan ditentukan melalui penyelidikan forensik,” ujarnya.
Tersangka awalnya ditangkap pada bulan Juli atas dugaan perampokan dan pemerkosaan serta pelanggaran lainnya. Namun diberikan jaminan karena kurangnya bukti, katanya, dikutip oleh media lokal.
Penyelidikan terus berlanjut dan dia ditangkap kembali pada hari Selasa dan rumahnya digeledah, yang mengarah pada penemuan mayat-mayat yang dibuang di lubang yang dia gali di dapurnya.
“Tersangka mengaku belajar membunuh dari menonton pembunuh berantai terkenal. Dia melarutkan beberapa korbannya dalam asam,” kata sumber RIB.
“Dia akan mempelajari korbannya sebelum menguntit mereka dan biasanya mencari korban yang kemungkinan besar tidak memiliki keluarga dekat atau teman untuk mengawasi mereka.”
Murangira mengatakan tersangka telah mengaku soal pembunuhan tersebut selama interogasi. Tersangka mengambil barang korban usai membunuh.
“Dia beroperasi dengan memikat korbannya, kebanyakan pelacur, ke rumahnya di mana dia akan merampok ponsel dan barang-barang mereka dan kemudian mencekik mereka sampai mati dan menguburkan mereka di lubang yang digali di dapur rumah kontrakannya,” tambahnya.