Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menemui Financial Action Task Force (FATF) dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Prancis. FATF merupakan organisasi internasional yang fokus pada upaya global pemberantasan pencucian uang, pendanaan terorisme, serta pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal.
Dalam kesempatan ini, Kepala BNN RI Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose berdiskusi dengan Executive Secretary FATF Violaine Clerc. Mereka mendiskusikan upaya Indonesia dalam menjadi negara anggota FATF sekaligus keberhasilan Indonesia dalam upaya Tindak Pidana Pencucian Uang dari kejahatan narkotika.
Petrus menyampaikan selama tiga tahun terakhir, BNN telah menangani 62 kasus TPPU narkotika dengan 70 tersangka dan nilai aset yang disita sebesar Rp 331,8 miliar. Ia mengaku pihaknya berkomitmen menciptakan iklim investasi positif guna pertumbuhan ekonomi positif dalam penanggulangan permasalahan narkoba di Indonesia.
Sementara itu, Executive Secretary FATF Violaine Clerc mengapresiasi keberhasilan BNN dalam upaya tindak pidana pencucian uang. Pihaknya mendukung upaya Indonesia dalam merangkul para pihak agar Indonesia dapat melaju terus sebagai anggota FATF.
“Kelompok Kerja Ahli (Expert Working Group) bekerja secara independen untuk dapat memutuskan keanggotaan suatu negara setelah persyaratan minimal telah dipenuhi,” ungkap Clerc dalam keterangan tertulis, Rabu (30/8/2023).
Sebagai informasi, pertemuan antara Indonesia dengan FATF diinisiasi dan dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, H.E. Mr. Mohamad Oemar. Dalam kesempatan ini, Petrus didampingi oleh salah satu Anggota Kelompok Ahli BNN RI bidang Kerja Sama Internasional, Ambassador Harry James Kandou; Direktur PLRKM BNN RI, dr. Amrita Devi, SpKJ,M.; Direktur Intelijen BNN Brigjen Pol. Ruddi Setiawan, S.H., S.I.K., M.H., serta delegasi BNN RI lainnya.
Sementara itu, Clerc didampingi oleh FATF Deputy Secretary Vincent Scmoll dan Senior Programme Manager Michael Fowler.