Andres Iniesta mengecam tindakan Luis Rubiales yang melakukan pelecehan kepada pemain Timnas Wanita Spanyol. Rubiales dianggap merusak citra sepakbola Spanyol.
Presiden Federasi Sepakbola Spanyol, Luis Rubiales, melakukan tindak pelecehan dengan mencium pemain Timnas Wanita Spanyol,Jenni Harmoso. Ia mencium Hermoso saat pengalungan medali usai Spanyol memastikan juara Piala Dunia Wanita 2023.
Hermoso mengungkap bahwa dirinya sebenarnya tak ingin dicium oleh Rubiales. Namun, ia tak bisa mengelak karena pria 46 tahun ini tiba-tiba menciummnya.
Rubiales banjir kritikan akibat tindakanya tersebut hingga dituntut mundur dari jabatannya. Ia sempat kukuh enggan meninggalkan posisi sebagai Presiden Federasi Sepakbola Spanyol.
Namun kemudian FIFA memberi sanksi untuk melarang Rubiales aktif dalam sepakbola selama 90 hari. FIFA akan melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang kasus ini hingga Rubiales masih berpeluang mendapat hukuman tambahan.
Legenda Barcelona dan Timnas Spanyol, Andres Iniesta, turut buka suara soal pelecehan yang dilakukan oleh Rubiales. Ia mengecam tindakan Rubiales.
Ia menilai tindakan Rubiales ini seolah merusak keberhasilan Timnas Wanita Spanyol menjuara Piala Dunia Wanita 2023. Ini merupakan kali pertama La Roja juara Piala Dunia Wanita.
“Setelah apa yang terjadi minggu ini, saya ingin mengungkapkan kesedihan saya, sebagai pribadi, sebagai ayah dari tiga anak perempuan, sebagai suami dan sebagai pesepakbola, atas kejadian yang kami alami di sepakbola kami dan di Timnas putri Spanyol,” ungkap Iniesta di akun Twitternya.
“Saya yakin kita tidak bisa mentolerir tindakan seperti yang telah kita lihat, yang telah mencoreng tonggak sejarah besar seperti menjuarai Piala Dunia. Saya tidak bisa membayangkan perasaan yang dirasakan semua pemain tim nasional saat ini, melihat betapa hebatnya turnamen yang mereka mainkan dan sepa bola fantastis yang mereka ajarkan kepada kita semua tidak lagi dibicarakan. Sangat disayangkan bahwa kisah indah yang telah dibangun oleh begitu banyak pemain selama bertahun-tahun telah ternoda.”
“Sebaliknya, kita harus menerima kenyataan bahwa presiden (RFEF) berusaha keras mempertahankan pendiriannya, yang tidak mengakui bahwa perilakunya tidak dapat diterima dan merusak citra negara kita dan sepakbola kita di seluruh dunia,” jelasnya.