Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menanggapi respons Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengibaratkan dukungannya sebagai dansa. Budiman menyebut respons ketua umumnya itu bijaksana.
Hal itu disampaikan dalam acara dialog di acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Budiman mulanya menyebut bahwa mendukung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 tidak butuh keberanian.
“Itu nggak butuh keberanian itu, nggak ada risikonya, apa risikonya?” kata Budiman menjawab pertanyaan moderator, Helmy Yahya.
“Dipecat dari sebuah organisasi menurut saya bukan risiko tertinggi yang pernah saya alami. Jadi menurut saya it’s okay, nggak ada masalah,” imbuh dia.
Budiman kemudian mengutip pertanyaan eks Perdana Menteri Inggris. Dia menyebut dalam politik orang bisa mati berkali-kali.
“Kata Winston Churchill nih Perdana Menteri Inggris, dalam perang kamu hanya mati satu kali, dalam politik kamu bisa mati berkali-kali, artinya hidup berkali-kali juga,” tutur dia.
Helmy Yahya kemudian melempar pertanyaan kepada Budiman. Dia bertanya apakah Budiman dipanggil Megawati usai memberikan dukungan kepada Prabowo.
“Tapi saya dengar udah dipanggil Bu Mega ya bicara tentang tarian?” tanya Helmy Yahya.
Megawati diketahui telah buka suara mengenai heboh Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo. Megawati merespons dengan analogi ‘berdansa’ jelang tahun politik.
“Tentang tari? Oh nggak, semenjak bertemu Pak Prabowo 2 kali belum pernah dipanggil resmi, kalau ngopi-ngopi biasa ngobrol iya. Belum pernah ada surat resmi ke saya,” jawab Budiman.
“Saya melihat simbolisme itu tentang tarian ya, ada nari sendiri, nari berdua,” timpal Helmy Yahya.
Budiman kemudian menjelaskan tanggapan Megawati. Dia menyebut Megawati menanggapi secara lembut dan bijak usai Budiman mendukung Prabowo.
“Oh (pernyataan) Ibu Mega tadi siang, ya Ibu Mega menanggapi secara soft, lembut dan bijak, biasa dalam dinamika politik orang menari berdansa, orang gonta-ganti pasangan biasa dalam politik,” tutur dia.
“Waktu itu Bu Mega menjawab pertanyaan Pak Jokowi mengenai situasi di dalam politik, jadi apa yang saya lakukan di mata Bu Mega masih dianggap dalam batas kewajaran kalau boleh saya tafsirkan begitu. Dan saya harap kunjungan saya ke acara PSI pun masih tetap dalam batas kewajaran,” lanjutnya.