Setelah gagal dengan dua target teratas, Liverpool berhasil mengamankan transfer Wataru Endo. Meski bukan pilihan utama, tapi kesigapan mereka patut dipuji.
Setelah kehilangan Fabinho yang hijrah ke Al Ittihad, Liverpool memburu sosok pemain nomor enam baru. Awalnya mereka mendekati Romeo Lavia, tapi menilai si pemain terlalu mahal.
Klub Merseyside tersebut lantas menawar Moises Caicedo dan diterima Brighton & Hove Albion, akan tetapi ditolak si pemain. Saat kembali mengejar Lavia lagi dengan tawaran yang lebih besar, mereka juga ditolak oleh sang pemain.
Kegagalan mengamankan dua target utama itu pun mendapatkan reaksi keras dari para suporter. Namun kemudian Liverpool dengan cepat menuntaskan transaksi dengan Stuttgart untuk transfer kapten Jepang Wataru Endo.
“Cukup jelas dia bukan pilihan pertama, ini harus ditegaskan. Tapi saya suka cara Liverpool memberikan sedikit kepastian, mereka melakukannya. Sebab makin lama tanpa pemain nomor 6, harganya akan makin naik dan semacam itu,” ujar eks penyerang Liverpool Michael Owen.
“Ada rasa gugup juga dari para suporter dan pemain. Target satu tak berhasil, target dua juga tak berhasil. Praktis hari berikutnya, kita mendengar ada tes medis dan harga yang disepakati. Jadi saya rasa Liverpool mesti dipuji atas hal itu,” imbuhnya dikutip Liverpool Echo.
Endo jelas bukan solusi jangka panjang mengingat usianya sudah 30 tahun. Tapi ia dinilai punya karakter yang tepat dengan profil Liverpool: pekerja keras, tak segan berduel, dan punya ketenangan untuk mengawal pertahanan.
“Masih harus dilihat lagi apakah dia pembelian yang bagus. Maksudnya, dia berpengalaman, sudah 30 tahun, tapi ini bukan untuk jangka panjang. Mereka sempat akan membelanjakan 100 juta paun buat Caicedo, itu bakal jadi perekrutan untuk satu dekade atau sekitar itu, untuk mengamankan posisi tersebut,” imbuh Owen.