Polemik klub menahan pemain ke Timnas Indonesia U-23 berlanjut. Ketum PSSI Erick Thohir mengungkit peranan pemerintah merenovasi stadion yang digunakan klub.
Dua klub yang menjadi sorotan adalah Persija Jakarta dan PSM Makassar. Persija menahan Rizky Ridho, sementara PSM menahan Dzaky Asraf.
Erick Thohir menyebut sikap klub yang menahan pemain membuat repot program timnas. Menurutnya, klub dan federasi serta pemerintah saling membutuhkan.
Salah satunya soal klub-klub Indonesia yang mayoritas memang meminjam fasilitas pemerintah. Sejauh ini hanya Bali United yang memegang hak pakai stadion khusus karena punya kontrak jangka panjang penggunaan Stadion Kapten I Wayan Dipta.
“Ini ada renovasi stadion oleh pemerintah Rp 1,9 triliun, di situ pemerintah akan juga melihat kesempatan klub-klub mengelola stadion seperti Persita Tangerang, seperti di Bandung (Persib Bandung). Nanti saya catat ada rekomendasinya,” kata Erick Thohir kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).
“Saya bukannya mengancam, tapi ya saya mau membangun klub yang cinta Indonesia juga dong. Kan pemerintah membangun Rp 1,9 triliun, kalau klub-klub itu bisa tidak renovasi stadion ratusan miliar? Bisa tidak klub-klub bikin stadion besar? Kan nggak,” ujarnya menambahkan.
“Apalagi kami sedang memfasilitasi stadion untuk dimiliki PSM, termasuk JIS (Jakarta International Stadium) ini kami renovasi untuk Persija juga, bukan hanya buat timnas,” katanya lagi.
Ketika disinggung agenda Piala AFF U-23 yang tak masuk Kalender FIFA, Erick Thohir menyebut bahwa klub tetap tak bisa menahan pemain. Selama pemainnya mau bergabung ke timnas, klub tak boleh menahan mereka.
Polemik ini memang disebabkan keberatan klub-klub yang dipanggil pemainnya di tengah-tengah gelaran Liga 1 2023/2024. Piala AFF U-23 2023 di Thailand akan digelar di Thailand pada 17 – 26 Agustus, atau saat Liga 1 menggelar pekan ke-9 dan ke-10.
“Dari awal kita tidak memasukkan itu kalender, tetapi kalo menyetop pemainnya, sebagai individu tanya, ‘coach saya mau main’ atau ‘eh kamu dipanggil, mau main tidak?’ Kalau memang pemainnya tidak mau main, pemainnya ketemu saya, kalo begitu tidak usah main di timnas lagi,” tutur Erick Thohir.
“Cuma yang saya tidak mau itu mereka dilarang main, Itu punya hak individu, membawa merah putih ini punya hak, punya kita. Kalau mereka melarang main itu yang saya keberatan,” ucapnya.
“Kalau pemainnya mau, beri dong kebebasan dia sebagai manusia. Kan kita tidak bisa bicara ini sebagai mesin saja dengan kepentingan pribadi, dan saya yakin ayo saya telpon, pemilik-pemilik klub semua merah putih,” katanya lagi.