Petani Australia menyampaikan kekhawatiran dengan adanya tawaran dari perusahaan BUMN Indonesia PT Pupuk Kaltim (PKT) untuk membeli produsen pupuk terbesar di negara ini, Incitec Pivot Limited (IPL).
IPL sebelumnya mengonfirmasi ke Bursa Efek Australia bahwa pihaknya telah menerima sejumlah penawaran untuk membeli bisnis pupuknya.
Andrew Whitelaw dari perusahaan analisa pasar komoditi Episode 3 menyebutkan PKT merupakan peminat yang terdepan untuk membeli IPL.
“Spekulasinya mereka sudah di tahap akhir dalam upaya membeli bisnis pupuk IPL yang menimbulkan isu besar bagi petani Australia,” katanya kepada ABC News.
Petani membutuhkan pupuk seperti urea, amonia, dan NPK campuran nitrogen, fosfor, dan kalium untuk meningkatkan kesuburan lahan dan tanaman mereka.
IPL memproduksinya di pabrik di Phosphate Hilldan Geelong namun telah menghentikan produksi mereka di Gibson Island pada bulan Januari.
“IPL adalah salah satu importir terbesar dan sebelumnya merupakan satu-satunya produsen urea di Australia,” jelas Andrew.
PKT yang merupakan BUMN Indonesia sendiri memiliki beberapa pabrik pupuk, namun ingin menambah pasokan untuk mendukung ketahanan pangan di negara itu.
Petani ingin IPL tetap di Australia
Wakil Ketua Federasi Petani Nasional David Jochinke yang dimintai tanggapannya atas rencana ini mengatakan selama pandemi telah terbukti betapa Australia membutuhkan pasokan sumber daya utamanya sendiri termasuk pupuk.
“Kita membutuhkan peningkatan kapasitas dan kemampuan bagi perusahaan itu untuk meningkatkan produksinya di Australia,” katanya.
Dia mengakui bahwa Australia membutuhkan modal untuk mengembangkan sektor manufaktur, tapi dia meminta Foreign Investment Review Board untuk menempatkan petani sebagai pusat dari setiap keputusan yang akan mereka buat.
“Preferensi kami agar pengambil keputusan itu adalah seseorang yang memahami industri pupuk, yang mengutamakan kepentingan terbaik Australia terutama petani, dan seseorang yang benar-benar dapat membangun industri ini,” ujar Jochinke.
Dia sendiri yakin penawaran dari PKT itu mungkin mendorong beberapa perusahaan dana pensiun Australia untuk membeli IPL.
IPL berencana memisahkan bisnis pupuk
Harga saham IPL sendiri selalu mendatar selama 15 tahun terakhir dan hal ini membuat para pemegang saham semakin tidak sabar.
Perusahaan itu telah merencanakan untuk memisahkan bisnis pupuk dari divisi bahan peledak.
IPL merupakan pemasok produk dan layanan bahan peledak terbesar kedua di dunia dan ingin meningkatkan laba bisnis dari divisi ini.
Perusahaan ini juga mendapat manfaat dari hibah pemerintah sebesar $29 juta untuk memproduksi urea olahan guna menopang pasokan domestik untuk aditif transportasi AdBlue di Australia.
Analis Henry Jennings, yang menerbitkan buletin Marcus Today, menjelaskan rencana untuk memisahkan bisnis IPL diumumkan beberapa waktu lalu dan tidak diterima dengan baik oleh pasar.
“Pada umumnya pasar belum sepenuhnya yakin bahwa hal ini merupakan langkah yang bagus buat Incitec Pivot,” katanya.
Namun, menurut Jennings, langkah IPL menjual bisnis pupuknya justru lebih menarik.
“Tampaknya hal ini lebih positif daripada memisahkan atau melepaskannya,” kata Jennings.
Tawaran dari PT Pupuk Kaltim juga bisa mendorong investor di Australia sendiri untuk mengajukan penawaran terhadap IPL.
“Kita bisa melihat para investor akan bermunculan,” kata Jennings.
ABC News telah menghubungi Foreign Investment Review Board untuk memberikan komentar.