Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai berbicara terkait keterbatasan lembaga yang dipimpinnya dalam mengawasi para hakim. Dia menyebut KY hanya memiliki sumber daya manusia sebanyak 300 anggota dab harus mengawasi sekitar 8.000 hakim di seluruh Indonesia.
Hal itu ia sampaikan saat acara Media Gathering ‘Sinergitas Komisi Yudisial dengan Media Massa di Hotel Keisha, Yogyakarta.
“Bayangkan kita hanya punya anggota SDM sekitar 300-an orang, harus menjalankan tugas dengan hakim yang mendekati angka 8 ribu, kalau saya tidak salah, seluruh Indonesia,” kata Amzulian pada wartawan, Jumat (5/8/2023) malam.
Ia mengatakan pihaknya saat ini terus berupaya untuk menguatkan advokasi. Sebab banyak laporan soal hakim yang mendapat intimidasi dari aparat penegak hukum.
“Sudah terbatas secara SDM, terbatas juga secara kewenangan. Mulai dari kami advokasi kami juga memperkuat tindakan advokasi sekarang, beberapa hakim itu diintimidasi, terakhir ada laporan misalnya hakim mendapat intimidasi dari aparat hukum lainnya,” ujarnya.
Amzulian pun menegaskan, advokasi merupakan wewenang dan tugas KY selain pengawasan perilaku Hakim dan melakukan pemantauan terhadap persidangan. Ia mengatakan, KY juga menjadi garda terdepan pembela jika Hakim berpotensi mendapatkan gangguan ketika tengah mengadili sebuah perkara.
“Bahwa dalam menjalankan tugas KY tidak hanya bicara soal punishment, KY tidak boleh dianggap sebagai lawan yang mencari kesalahan tapi kita juga beri advokasi ke hakim yabg patut menerimanya,” imbuhnya.
Dalam acara gathering media itu Amzulian juga menyampaikan rasa terima kasih kepada media massa karena sudah mengambil bagian dalam memperkuat KY.
“Sekarang kita bersyukur media kita sudah sangat kuat dan kita harus sudah panjang lebar, intinya adalah bagaimana kami sangat berharap teman-teman media membantu memperkuat KY pada akhirnya sama-sama berkontribusi membuat peradilan kita,” ungkapnya.
“Tapi kalau teman media membantu kita, pada akhirnya berkontribusi pada lembaga peradilan yang memang kondisinya saat ini perlu upaya sangat keras untuk memperbaikinya,” pungkasnya.