Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ditegur hakim saat sidang terkait kasus korupsi pengadaan tower BTS 4G Kemenkominfo. Johnny Plate ditegur lantaran suaranya sempat meninggi.
Suara Johnny Plate sempat meninggi saat Kepala Divisi Lastmile/Backhaul pada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Muhammad Feriandi Mirza, dihadirkan sebagai saksi terkait kasus korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (25/7). Duduk sebagai terdakwa Johnny G Plate, Eks Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif dan Tenaga Ahli pada Human Development Universitas Indonesia (Hudev UI) Yohan Suryanto.
Mulanya, hakim memberikan kesempatan kepada semua terdakwa, termasuk Plate, untuk bertanya kepada Mirza. Plate mencecar Mirza sampai suaranya meninggi.
Suara Plate semakin tinggi saat bertanya terkait apa yang diketahui Mirza soal Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86 tahun 2020 yang menetapkan infrastruktur 4G sebagai proyek prioritas. Plate menyebut ada target pembangunan tower 4.200 dalam Keppres tersebut.
“Pertanyaan yang pertama, tadi saudara menyatakan arah pimpinan dan saudara mengasumsikan pimpinan adalah Menteri Kominfo yang adalah saya. Tahukah saudara bahwa ada kebijakan pemerintah yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 86 tahun 2020 yang menetapkan pembangunan BTS yang disebut dengan infrastruktur 4G sebagai proyek prioritas tahukah saudara itu?” tanya Plate dengan suara meninggi.
“86 tahun 2020 tentang apa ya?” Mirza balik bertanya.
“Target Keppres tentang 86 tentang rencana kerja pemerintah tahun 2020,” kata Plate.
Suara Plate semakin tinggi saat membahas pertanyaan yang dicecar kepada Mirza. Ketika ini lah hakim menegur Plate.
“Supaya saudara tahu ada target 4.200 dalam Keppres tersebut ini adalah kebijakan pemerintah. Jadi saudara tidak tahu kebijakan pemerintah dan saudara mengasumsikan sebagai kebijakan perorangan Menteri Kominfo begitu? Apakah negara ini dilaksanakan dengan kebijakan perorangan seorang menteri? Setahu saudara apakah demikian?” tanya Plate masih dengan suara meninggi.
“Bentar Pak, Pak Plate, tolong saudara bertanya jangan emosi seperti itu,” kata hakim.
Plate pun menepis dirinya emosi. Dia berpendapat suaranya keras lantaran berbicara terlalu dekat dengan mic.
“Bentar Pak, Pak Plate, tolong saudara bertanya jangan emosi seperti itu,” kata hakim.
“Tidak emosi, mungkin terlalu dekat,” kata Plate sambil menunjukkan mikrofon.
“Barangkali intonasinya aja ya,” kata hakim