Sepakbola usia dini menjadi masalah yang kompleks selama ini. Kompetisi kelompok usia sampai saat ini masih belum bisa digelar dengan waktu yang cukup.
PSSI saat ini sedang mengadakan seleksi pemain untuk masuk skuad Timnas Indonesia U-17. Seleksi dilakukan di beberapa daerah.
Menurut Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, hal itu mencerminkan bahwa pembinaan usia muda masih belum oke. Arya mengakui saat menjadi tamu bincang-bincang bersama Aice Grup dengan tema “10 Ribu Es Krim dan 500 Bola untuk Bangkitkan Semangat Atlet Muda Sepakbola.”
“Terus terang, dengan seleksi Timnas U-17 kita lakukan di berapa kota, itu menunjukkan bahwa memang kita tidak punya pembinaan. Kalau kita punya pembinaan, kayaknya tidak perlu sampai kita buka pendaftaran pemain untuk seleksi U-17,” kata Arya.
“Itu menunjukkan memang kita tidak punya. Sadar betul kita, makanya Bang Bima Sakti itu sampai buka seleksi di berbagai wilayah. Itu menunjukkan bahwa kita belum tersistematis untuk membangun yang namanya pembinaan,” sambungnya.
Arya juga mengajak Aice untuk langsung datang ke kantor PSSI jika serius ingin memajukan sepakbola usia muda. PSSI siap untuk bikin program bareng dengan Aice seperti yang dilakukan bersama Mola.
Legenda sepakbola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulinato, juga menyoroti kurangnya perhatian insan sepakbola dengan usia muda. Dia ingin ada lagi program semacam Primavera atau SAD, tapi para pemain tidak harus bergaul dengan sesama orang Indonesia.
“Muara dari latihan itu kompetisi yang reguler. Saya merasakannya di Coma, semua kompetisi ada jenjangnya dan kompetisi reguler. Como punya 11 tim dari U-8 sampai senior,” kata Kurniawan.
Kurniawan juga menyinggung soal mindset pemain-pemain junior di Como. Para pemain di sana sangat tidak aktif di media sosial karena mau fokus untuk membangun karier profesional.