Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertemu dengan Menlu Prancis Catherine Colonna dan Menhan Prancis Sébastien Lecornu di Prancis. Mereka membahas beberapa hal.
Selama di Prancis, Retno mengatakan ia melakukan 3 kali pertemuan. Pertama, pertemuan bilateral antara dirinya dengan Catherine Colonna.
Kedua, pertemuan two plus two. Yakni pertemuan antara Menlu-Menhan Indonesia dengan Menlu-Menhan Prancis.
“Two plus two dengan Perancis ini adalah yang pertama dengan negara Eropa dan yang pertama pula dengan negara B5,” kata Retno Marsudi yang disiarkan akun YouTube MoFA Indonesia, Jumat (21/7/2023).
Pertemuan ketiga adalah pertemuan antara Retno Marsudi dan Prabowo dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Hal-hal yang dibahas adalah Indonesia siap memperkokoh kemitraan strategis dengan Perancis. Kemitraan tersebut harus berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan,” kata Retno.
Kemitraan Indonesia-Perancis, imbuh Retno, juga harus berkontribusi positif untuk menciptakan dunia yang lebih stabil, aman, dan damai. Kemudian, mereka juga membahas kerjasama ekonomi, terutama pentingnya penyelesaian perundingan Indonesia-EU comprehensive economic partnership agreement.
“Sudah ada komitmen 500.000.000 EUR dari Perancis untuk mendukung kerjasama transisi energi di Indonesia,” tegas perempuan berusia 60 tahun itu.
Poin yang dibahas selanjutnya adalah kerjasama pertahanan. Retno menekankan kerjasama itu tidak terbatas pada jual beli alutsista, namun juga transfer teknologi, pengembangan, dan produksi bersama. Selanjutnya, kerjasama di bidang keamanan.
Soal keamanan, ada tiga hal yang didorong Retno ke otoritas Prancis, yakni keamanan maritim termasuk dukungan ahli teknologi dan capacity building Perancis untuk Bakamla Indonesia. Lalu keamanan cyber termasuk kerjasama antara BSSN.
“Ketiga penanggulangan bencana termasuk mengundang Perancis untuk menghadiri ASEAN disaster emergency response simulation exercise 2023 pada bulan depan,” lanjut Retno.
Poin pembahasan lainnya yakni terkait dukungan semua mitra terhadap sentralitas ASEAN dalam membangun arsitektur kawasan yang inklusif.
“Saya tekankan Perancis harus menjadi mitra strategis ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan yang inklusif kawasan Indo Pasific, tidak boleh menjadi ajang unjuk kekuatan. Dukungan Perancis terhadap ASEAN dan Indo Pasific sangat diperlukan termasuk dalam ASEAN-Indo Pasific forum yang akan diselenggarakan di Jakarta 5 dan 6 September,” tambah perempuan kelahiran Semarang itu.
Isu Myanmar tak luput dari pembatasan. Retno meminta Prancis mendukung 5 poin konsensus ASEAN.
“Saya tegaskan Indonesia akan terus do the right thing untuk rakyat Myanmar,” jelas Retno.
Secara khusus, Retno juga meminta Prancis selaku nuclear weapon state untuk mengaksesi Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
“Untuk menjaga Asia Tenggara tetap bebas nuklir,” jelas Menlu.
Kerjasama global north dan global south juga dibahas. Retno meminta agar suara global south harus lebih didengar. Ia berharap Indonesia-Prancis mampu menjadi jembatan antara global north dan global south.
“(Poin) ketujuh saya menekankan bahwa Indonesia dan Perancis dapat menjadi mitra dalam isu-isu strategis seperti women peace and security, pemberdayaan perempuan di misi perdamaian PBB dan pemajuan pendidikan perempuan Afghanistan,” ujar Retno.
Poin yang dibahas dalam pertemuan two plus two ini juga disampaikan dalam pertemuan Retno Marsudi dengan Macron selaku Presiden Prancis.