Cerita ABK Tak Bisa Kerja hingga Ngutang gegara Bangkai Kapal di Sunda Kelapa

Bangkai kapal layar motor (KLM) yang masih dalam proses evakuasi di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, menghambat kapal lain yang hendak berlayar. Salah satu anak buah kapal (ABK), Baide (60), bercerita, dia tak bisa bekerja hingga berutang karena tidak bisa berlayar selama 3 bulan.

Baide merupakan salah satu ABK di kapal pengangkut semen. Dia mengatakan kapalnya biasa mengangkut semen dari Sunda Kepala ke Kalimantan. Kini semen di kapalnya sudah mengeras gara-gara terlalu lama disimpan.

“Semen banyak yang jadi batu. Tapi tergantung dari Kalimantan saja sih, kalau pihak mereka nggak apa ya kita kirim. Kalau keberatan ya kita protes ke bos untuk diganti yang baru,” kata Baide di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Rabu (19/7/2023).

Baide mengatakan dia sudah bekerja sebagai ABK selama 40 tahun. Dia mengaku awalnya bisa berlayar tiga kali dalam sebulan ke Kalimantan untuk mengantar bahan bangunan.

Namun bangkai kapal yang ada di Sunda Kelapa sejak April itu membuat kapalnya tak bisa berlayar. Dia mengaku sangat merugi karena tak ada pemasukan sama sekali.

“Iya jelas (rugi). Kita kan kirim bisa dua kali sampai tiga kali sebulan ke Kalimantan. Terus gara-gara kemarin nggak bisa berlayar ya jelas jadi kurang stok di sana,” ujarnya.

“Sebulan bisa tiga kali berlayar. Tapi karena ini (bangkai kapal) ya nggak bisa, rugi kita. Hampir semua kapal-kapal ini datang sebelum puasa, jadi sudah empat bulan di sini nggak jalan-jalan,” sambungnya.

Baide mengaku tidak punya penghasilan gara-gara kapal tidak berlayar. Dia mengaku sampai berutang agar bisa mengirim duit ke keluarganya.

“Ya susah (nggak ada uang), kita kan dibayar kalau berlayar saja. Kalau nggak ya nggak ada bayaran. Tapi kemarin selama tiga bulan itu, pemilik kapal minjamkan kita uang untuk kirim kirim ke keluarga. Ya alhamdulillah,” ucapnya.

“Kadang saya ke tengah sana cari ikan. Selebihnya ya nunggu saja,” sambungnya.

Di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, masih ada sebagian bangkai kapal yang sedang dalam proses evakuasi. Namun, posisi bangkai tersebut sudah tidak melintang atau menutupi jalur keluar masuknya kapal.

“Sudah dari dua hari yang lalu (Senin), kapal sudah mulai (berlayar) normal lagi,” kata Baide.

Baide mengatakan hampir semua kapal yang sempat bersandar selama tiga bulan itu kini sudah kembali berlayar. Menurut dia, hanya sisa sedikit kapal yang belum bisa berlayar karena alasan cuaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *