Eks juara dunia, Casey Stonermengungkap kekecewaan pada balapan MotoGP. Mantan rider asal Australia itu merinci alasannya. Apa saja?
Motor MotoGP kini dibenamkan banyak teknologi. Oleh karena itu, balapan menjadi sangat aman dan ada motor yang mendominasi kejuaraan kuda besi.
Winglet dan no anti-wheelie control yang disebut oleh Stoner. Semua pabrikan kini mengembangkan motor ke arah yang sama, hingga beberapa pabrikan kesulitan.
Ducati masih mendominasi hingga balapan MotoGP 2023 berjalan delapan seri. Tiga rider dengan motor Ducati merajai posisi teratas klasemen MotoGP.
Francesco Bagnaia ada di posisi pertama dengan raihan 194 poin. Menyusul kemudian Jorge Martin (159) dan Marco Bezzecchi (158).
Stoner kembali ke paddock dalam sebuah acara bernama Goodwood Festival of Speed. Dalam kesempatan itu, juara dunia 2007 dan 2011 itu mengeluhkan jalannya kejuaraan dunia balap motor.
“Saya ingin melakukan perubahan pada format. Semua sampah harus dibuang –tak boleh ada winglet, tak ada ride height device, tak ada no anti-wheelie control, dan minimal traction control harus minimal,” kata Stoner di Speedweek.
“Biaya harus menurun dan aturan harus ada di tempatnya selama 10 tahun jadi pabrikan yang kalah bisa mengejar.”
“Sekarang ini tak ada lagi wheelies di motor. Para rider mempunyai sedikit masalah mengendalikan motor. Dia hanya menarik gas sebuah motor dengan 280 tenaga kuda serta tak ada yang terjadi. Itu membuat frustasi.”
“Setiap motor butuh mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing untuk keseimbangan kompetisi. Tapi, saat ini semua orang meniru yang terbaik, yang berarti semua tim mengembangkan diri ke arah yang sama. Sama seperti saya mencintai balapan, saya juga kecewa dengan pengembangan ini. Kami mempunyai lebih banyak komponen elektronik dibandingkan Formula 1. Ini harus dihentikan,” kata Stoner menambahkan.