Bhabinkamtibmas Desa Haringen, Polres Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), Brigadir Fitriani Maisyarah, terpilih menjadi penerima Hoegeng Awards 2023 kategori Polisi Berdedikasi. Peran polwan yang satu ini dinilai begitu vital untuk menekan angka kebakaran hutan di desa tempatnya bertugas.
Brigadir Fitriani dianugerahkan Polisi Berdedikasi Hoegeng Awards 2023 dalam acara malam puncak penganugerahan Hoegeng Awards 2023 yang digelar di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023) pukul 19.00 WIB malam. Pengumuman penghargaan kepada Brigadir Fitriani ini dibacakan oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti yang juga selaku Dewan Pakar Hoegeng Awards 2023.
Malam puncak penganugerahan Hoegeng Awards 2023 tersebut dihadiri langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Chairman of CT Corp Chairul Tanjung (CT) serta sederet tokoh penting di pemerintahan, tokoh agama serta perwakilan organisasi masyarakat sipil.
Sosok Brigadir Fitriani Maisyarah
Kembali ke sosok Brigadir Fitriani, dia diusulkan oleh seorang warga Desa Haringen bernama Muhammad Dandi Saputra. Dandi menceritakan perjuangan Brigadir Fitriani dalam menekan angka kebakaran hutan lewat beberapa cara. Salah satunya dengan memodifikasi ranmor (kendaraan bermotor) sebagai alat bantu damkar alternatif di desa binaannya.
Brigadir Fitriani disebut sering mengumpulkan masyarakat dan sosialisasi, khususnya kepada pemilik lahan, mengenai bahaya kebakaran hutan.
Banjir bandang pernah melanda kawasan Desa Haringen pada 2021. Saat itu, menurut warga lainnya bernama Frendi, Brigadir Fitriani terus bergerak menyalurkan bantuan kepada masyarakat di tengah banjir bandang.
Banjir tersebut membuat akses transportasi terputus. Meski demikian, Brigadir Fitriani tetap menyalurkan bantuan dengan peralatan seadanya.
Frendi juga menyebut Brigadir Fitriani cepat tanggap terhadap aduan masyarakat, salah satunya terkait kebakaran hutan. Menurutnya, dia merupakan polisi yang aktif di masyarakat dibanding polisi lain.
“Kalau dulu itu polisinya sih kurang terlalu aktif, pas Ibu Fitri ini aja aktif hitungannya sama masyarakat. Kalau ada laporan masyarakat cepat sih Ibu itu responsnya. Jadi kalau ada asap kami telepon Ibunya, ada kebakaran di sini, dia datangi sambil bawa instansi terkait kayak pemadam sama mobil polisi yang ada tembakan airnya,” kata Frendi.
Brigadir Fitriani Maisyarah telah menjadi Bhabinkamtibmas Desa Haringen sejak 2019. Kawasan tempatnya itu bertugas disebut menjadi salah satu penyumbang asap di Indonesia.
“Sampai anak-anak sekolah diliburkan 2 minggu karena asap, kalau di tempat kita lumayan tebal. Kebetulan saya diberi tanggung jawab, program Kapolda untuk mengurangi titik api gitu. Terus kita dapat sebuah desa yang memang sering terjadi kebakaran. Kalau kasatmata nggak kelihatan, karena lokasinya itu di dalam hutan masuk ke dalam,” kata Brigadir Fitriani.
Menurutnya, dulu kerap ada titik api setiap harinya di Desa Haringen. Salah satunya karena sistem berladang masyarakat yang masih membakar hutan untuk membuka lahan.
Brigadir Fitriani mengatakan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Barito Timur, kemungkinan besar karena aktivitas manusia. Setiap dia datang ke titik api, selalu ada orang yang menunggu api tersebut.
Hal itu membuat Brigadir Fitriani dilema. Karena di sisi lain, masyarakat melakukan itu karena pekerjaan mereka. Dia berdiskusi dengan aparat desa setempat untuk mencari solusi agar masyarakat tidak kehilangan mata pencariannya, namun kebakaran hutan tidak berdampak luas ke masyarakat. Akhirnya dilakukan pendekatan kepada masyarakat, sehingga mereka saling berkoordinasi apabila hendak membuka lahan.
Upaya lain yang dilakukannya untuk mencegah kebakaran hutan adalah dengan membuat kendaraan modifikasi yang bisa menjangkau hingga ke tengah hutan. Kendaraan itu diciptakannya saat mengikuti perlombaan cipta inovasi dari Polda Kalimantan Tengah.
“Saya ada mengajukan permohonan untuk memakai ranmor yang diserahkan ke Unit Laka. Saya ajukan, dikasih 1 unit kendaraan yang mesinnya bisa dibuka, itu dikasih alat untuk semacam menyedot air. Kita tetap kasih juga mesin penyedot air, jadi bisa 2 alternatif gitu. Sepeda motor lengkap dengan selangnya itu kita gunakan untuk memadamkan api,” ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, kebakaran hutan di Desa Haringen hampir tidak ada. Lahan di sana pun untuk saat ini sudah siap ditanam.