155 Calon Siswa SMP Palsukan Alamat Akan Dikeluarkan dari PPDB

Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkap ada 155 calon siswa SMP yang mendaftar melalui jalur zonasi menggunakan data kependudukan palsu. Sebanyak 155 calon siswa akan didiskualifikasi.

“Nanti nama-nama pendaftar yang terbukti tidak ditemukan namanya di lapangan, di domisili yang didaftarkan, maka nama itu akan dikeluarkan. Sekali lagi, nama itu akan dikeluarkan dari pendaftaran PPDB. Otomatis nama yang di bawahnya akan naik ke atas,” kata Bima dalam konperensi pers terkait proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Bogor, Minggu (9/7/2023).

Bima meminta 155 calon siswa diduga menggunakan data palsu diminta mencari sekolah lain. Bima memastikan bahwa tidak ada siswa lain yang terzalimi.

“Iya, langsung out. Secara sistem akan hilang namanya. Silakan mereka mendaftar ke swasta,” kata Bima.

“Untuk yang pertama ini kita pastikan semaksimal mungkin tidak ada yang terdzalimi. Jadi jangan sampai anak itu mencari lokasi, bukan prestasi. Itu intinya. Repot kita ini kalau tahun ke tahun perjuangannya mencari lokasi, bukan untuk prestasi,” tambahnya.

Sebanyak 155 calon siswa ini tersebar di beberapa SMP unggulan dan favorit di Kota Bogor.

“Ini kebanyakan memang sekolah unggulan ya (terjadi pelanggaran). Jadi semakin SMP itu dipersepsikan favorit, maka angka dugaan angka pelanggarannya semakin tinggi,” kata Bima.

“Sebagai contoh, SMPN 1 Bogor yang bermasalah 32 persen, SMPN 2 9 persen, SMPN 3 1 persen, SMPN 4 15 persen, SMPN 5 14 persen. Contoh, ini jumlah pendaftar SMPN 1 490 (orang), kuota zonasi 141, yang terindikasi bermasalah sekitar 157. Itu kan angka yang sangat tinggi. Ada 32 persennya bermasalah,” tambahnya.

Diketahui sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengungkap, ditemukan 913 calon siswa SMP yang mendaftar melalui jalur zonasi terindikasi memiliki data kependudukan bermasalah. Dari ratusan pendaftar bermasalah itu, ditemukan 155 calon siswa SMP diduga menggunakan data kependudukan palsu.

“Dilaporkan bahwa ada 913 pendaftar (calon siswa SMP) yang memiliki indikasi bermasalah, dan saat ini sudah dilakukan verifikasi faktual di lapangan sejumlah 763, jadi masih ada sekitar 150 lagi yang masih on progress,” kata Bima Arya saat menggelar jumpa pers di Balaikota Bogor, Minggu (9/7/2023).

“Dari angka itu sejauh ini, 414 (pendaftar SMP jalur zonasi) sesuai dan 155 tidak sesuai. Artinya tidak ditemukan nama yang bersangkutan di lokasi yang didatangi (sesuai alamat),” sambungnya.

Bima mengatakan, 913 calon siswa SMP bermasalah itu ditemukan tim khusus yang dibentuk pada Jumat lalu. Tim khusus melibatkan Inspektorat, Disdukcapil, Disdik dan para Camat di Kota Bogor. Mereka bertugas melakukan verifikasi data kependudukan calon siswa SMP yang mendaftar melalui jalur zonasi.

“Ini tentu masih akan kita lanjutkan sampai hari terakhir, karena pengumuman kelulusan masuk SMP kita undur sampai Selasa. Jadi masih ada dua hari ke depan untuk melanjutkan ini,” kata Bima.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *