Liga Spanyol bikin aturan tegas terkait rasisme. Kepolisian bisa punya hak menghentikan pertandingan apabila ada provokasi rasial.
Rasisme di sepakbola Spanyol menjadi sorotan usai insiden yang menimpa Vinicius Junior. Bintang Real Madrid itu mendapat diskriminasi rasial dari fans Valencia dalam laga LaLiga bulan Mei lalu.
Ini bukan kali pertama Vinicius mendapat serangan rasisme di LaLiga. Dia sebelumnya menjadi sasaran fans Atletico Madrid yang memanggilnya ‘monyet’, hingga menggantung boneka pemain asal Brasil itu di jembatan kota Madrid.
Serangan rasisme terhadap Vinicius membuat masyarakat dan pemerintah Brasil geram. Mereka menuding Spanyol tak tegas menindak diskriminasi warga negaranya.
LaLiga dan pemerintah Spanyol bertindak tegas atas rasisme yang terjadi di lapangan sepakbola. Melansir Jurnal Olahragasejumlah aturan baru dirumuskan untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Pihak Kepolisian Spanyol diberikan wewenang ekstra apabila terjadi rasisme. Aparat bisa menangguhkan sementara hingga memberhentikan pertandingan ketika diskriminasi rasial kepada pemain terjadi, baik di lapangan atau dari tribun.
Peraturan ini didukung penuh Kementerian Dalam Negeri Spanyol sebagai bagian dari protokol anti-rasisme. Kebijakan tersebut diharapkan mulai berlaku paling cepat saat musim baru dimulai.
Liga Spanyol sampai saat ini menggunakan aturan FIFA tahun 2017 terkait rasisme atau diskriminasi SARA lainnya. Dalam hal ini, wasit diberi kuasa penuh untuk menangguhkan sebagian atau menghentikan penuh pertandingan.