Puluhan demonstran Irak menyerbu kompleks Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia di Baghdad untuk memprotes aksi pembakaran Al-Qur’an. Aksi yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia itu didalangi oleh seorang pengungsi Irak yang kini tinggal di Swedia.
Seperti dilansir AFPJumat (30/6/2023), para demonstran yang kebanyakan pendukung ulama Syiah terkemuka, Moqtada Sadr, dilaporkan sempat memasuki gedung dan bertahan di dalam selama 15 menit sebelum keluar dengan damai saat pasukan keamanan Irak dikerahkan ke lokasi.
Para demonstran pertama kalo berunjuk rasa di luar Kedubes Swedia untuk merespons seruan Sadr yang menuntut Duta Besar Swedia diusir, yang menggemarkan kemarahan di beberapa negara mayoritas Muslim atas aksi pembakaran Al-Qur’an di Stockholm pada Rabu (28/6) waktu setempat.
Dalam aksinya, para demonstran membagikan selebaran yang berisi pesan dalam bahasa Arab dan Inggris yang berbunyi: “Konstitusi kami adalah Al-Qur’an. Pemimpin kami adalah Al-Sadr.”
Coretan berbunyi “Iya, iya untuk Al-Qur’an” tertulis di gerbang menuju kompleks Kedubes Swedia.
Para demonstran dalam aksinya di Baghdad juga membakar bendera pelangi yang mewakili komunitas LGBTQ, setelah ulama Sadr menyebut bahwa ini akan menjadi ‘cara terbaik untuk memprovokasi’ mereka yang mendukung pembakaran Al-Qur’an.
Kementerian Luar Negeri Swedia dalam pernyataannya menyebut pihaknya telah ‘mendapat informasi dengan baik soal situasi tersebut’.
“Staf kedutaan besar kami aman,” sebut Kementerian Luar Negeri Swedia dalam pernyataannya.