Puan Harap Momen Hari Keluarga Nasional Jadi Loncatan untuk Tekan Stunting

Jakarta

Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh masyarakat menjadikan momen Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni sebagai loncatan untuk menekan angka stunting. Sebab tanpa generasi yang sehat dan berkecukupan gizi maka sulit bagi Indonesia untuk merealisasikan Generasi Emas 2045.

“Perbaikan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul bermula dari masa anak-anak yang dibentuk oleh keluarga. Peran besar keluarga untuk menciptakan kualitas SDM Indonesia yang berkualitas adalah pada pola asuh dan pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak,” kata Puan, dalam keterangan tertulisnya,” Selasa (27/6/2023).

Menurutnya, momen Hari Keluarga Nasional harus menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat mengenai pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan bagi pembangunan bangsa maupun negara. Adapun tema yang diusung untuk Hari Keluarga Nasional ke-30 di tahun 2023 ini adalah ‘Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju’.

Puan merujuk data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022 yang menyatakan prevalensi stunting di Indonesia baru mencapai 21,6%. Sementara Pemerintah menargetkan kasus stunting pada 2024 diharapkan mencapai 14%. Untuk mencapai target angka tersebut, artinya angka stunting harus turun 3,8% per tahun mulai tahun 2023 ini.

Oleh karena itu, Puan meminta Pemerintah melakukan pembenahan dan peningkatan di berbagai sektor untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga pemenuhan kebutuhan keluarga akan pendidikan, pola asuh dan gizi bagi anak bisa terpenuhi.

“Untuk menekan angka stunting, diperlukan upaya terobosan yang semuanya difokuskan dan harus dipastikan bahwa makanan bergizi harus memenuhi kebutuhan anak dan ibu hamil,” terang mantan Menko PMK tersebut.

Puan menambahkan, Pemerintah juga perlu menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya orang tua dalam menyisihkan uang setiap bulan untuk dikelola menjadi menu makanan sehat. Selain itu, program bantuan bagi masyarakat yang kekurangan juga harus semakin ditingkatkan. Harapannya, pemenuhan gizi bagi anak dan ibu hamil dapat terpenuhi.

“Balita saat inilah yang kelak menjadi tenaga produktif. Untuk menjadikannya sebagai generasi yang unggul, mampu bersaing dan memiliki produktivitas tinggi, pemenuhan nutrisi bagi anak sangat penting,” papar Puan.

Puan menyebut kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah. Jika dilihat berdasarkan provinsi di Indonesia, wilayah Indonesia Timur sepertinya masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah. Nusa Tenggara Timur, misalnya, di mana prevelensi balita stuntingnya masih di angka 35,3%.

Untuk itu, Puan memastikan DPR akan terus mengawasi komitmen Pemerintah dalam menekan angka stunting di penjuru negeri.

“Setiap program yang digagas Pemerintah akan kami kawal, baik saat masa reses ketika anggota dewan bertemu konstituen di dapilnya, atau ketika kami melakukan kunjungan kerja. Dan tentunya dari sisi legislasi dan dukungan anggaran,” ungkapnya.

Dari sisi legislasi, Puan menyinggung soal RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) yang merupakan inisiatif DPR. Draf yang sedang disusun bersama Pemerintah itu akan menjadi pedoman bagi negara untuk memastikan anak-anak generasi penerus bangsa memiliki tumbuh kembang yang baik sehingga bisa menjadi SDM yang unggul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *